Pola Kerjasama dan Sistem Usaha Franchise Makanan dan Minuman

Banyak orang mengatakan bahwa menjadi pengusaha tidak perlu sekolah tinggi-tinggi, dengan modal dan kemauan yang baik seseorang dapat memulai dan menjalankan usahanya. Namun, pernyataan tersebut tidak sepenuhnya benar, fakta menunjukkan bahwa banyak orang yang gagal menjalankan usaha dikarenakan ‘sang pelaku usaha’ tidak mengenal dan tidak melakukan analisis secara baik dan benar, baik sebelum usaha dilakukan, pada proses pelaksanaan usaha, maupun evaluasi dari kegiatan usaha dijalankan. Untuk lebih jelasnya, ikuti informasi mengenai pola kerjasama dan sistem usaha franchise di bawah ini.

Pola Kerjasama Usaha Franchise

Menjalankan usaha franchise dapat dimulai dari membangun usaha dari awal (pemilik perusahaan/company owned) dan kemudian membuka suatu jaringan usaha sendiri, tetapi dapat pula dimulai dengan membeli franchise (franchisee). Ditinjau dari sisi mitra kerja, pada umumnya struktur  usaha franchise lebih dipilih dari pada membangun usaha dari awal, karena:

  • Merek dagang produk sudah memiliki jaminan keberhasilan
  • Memperoleh jaminan manajerial
  • Memiliki peluang mendapatkan bantuan pendanaan/modal dari franchisornya
  • Tidak berdiri sendiri karena franchisor ikut bertanggung jawab terhadap keberhasilan franchisee
  • Lebih mudah dalam melakukan penekanan terhadap pasar

Baca juga:

Sistem Usaha Franchise

Pola Kerjasama dan Sistem Usaha Franchise Makanan dan Minuman

Sebagai pemilik usaha franchise, tentu Anda memiliki tujuan besar (goals) perusahaan yang ingin dicapai, dan untuk itu Anda membuat sistem usaha yang baik agar visi misi serta tujuan juga tercapai dengan baik.

Dalam menyatukan visi, misi dan tujuan manajemen harus mengupayakan tiga hal penting, yaitu:

  • Bagaimana setiap orang berkompeten atau ahli di bidang kerjanya masing-masing
  • Bagaimana seetiap orang memiliki karakter usaha yang baik, seperti jujur, disiplin, tanggung jawab, dapat memimpin, berkemampuan sosial yang baik
  • Bagaimana setiap orang dapat konsisten terhadap semua tujuannya secara berkelanjutan

Penetapan bagian-bagian atau sub sistem usaha franchise dapat dilakukan dengan cara:

  • Mengidentifikasi fungsi-fungsi yang diperlukan oleh organisasi usaha
  • Mendeskripsikan peran dari setiap fungsi
  • Menyatukan beberapa fungsi yang sederhana dan berdekatan. Beberapa fungsi dalam suatu sistem operasional usaha di antaranya sebagai berikut ini.
    1.  Sistem Keuangan
      Pada usaha franchise pemelik merk dagang (franchisor) dapat membuat sistem keuangan yang diterapkan oleh seluruh franchisee (investor) yang bergabung dengannya. Manajemen keuangan bertugas :

      • Menetapkan struktur keuangan organisasi
      • Mengalokasikan dana dengan sangat efisien
      • Mengendalikan keuangan perusahaan dengan mengadakan sistem dan prosedur yang dapat mencegah penyimpangan yang dapat mempengaruhi struktur keuangan dan alokasi dana
    2. Sistem Produksi dan Distribusi
      Kegiatan produksi pada setiap unit dalam usaha franchise agar sama mutu dan pelayanannya diperlukan berbagai keputusan terkait dengan produksi, misalnya perencanaan (kapasitas produk, bahan baku) dan desain produk, proses produksi, pengendalian kualitas hasil produksi, penentuan standar operasi, penentuan fasilitas produksi (termasuk layout produksi), penentuan harga pokok produk, dan sebagainya. Sistem-sistem tersebut selanjutnya, dioperasikan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan, sehingga produksi dapat diwujudkan sesuai kualitas, terjangkau kemampuan pasar, dan seimbang dalam memenuhi permintaan pasar.
    3. Promosi dan Pemasaran
      Promosi merupakan salah satu bentuk ‘amunisi’ perusahaan dalam memenangakan pasar meningkatkan angka penjualan. Strategi pemasaran akan sukses jika memenuhi beberapa hal penting, yaitu:

      • Fokus pada solusi
      • Bertujuan pada target pasar
      • Menggunakan judul atau sub judul yang provokatif
      • Memiliki pesan yang jelas dan tidak membosankan
      • Melakukan strategi pemasaran melalui pesan yang ekstrim
      • Menggunakan strategi promosi yang saling berkaitan
      • Memanfaatkan benda, bentuk, ukuran yang tidak biasa
      • Mengungkapkan secara langsung ‘apa keuntungannya bagi konsumen’
    4. Pengelolaan Pelanggan
      Pelanggan adalah investasi bagi perkembangan suatu usaha, oleh karenanya perlu memelihara pelanggan potensial dan terlebih pelanggan yang besar. Pelanggan ada yang kecil ada pula yang besar, semuanya harus memperoleh perhatian secara baik. Pelanggan besar cenderung dipandang sebagai pelanggan potensial, tetapi kalau tidak dikelola secara baik justru akan merugikan. Pelanggan kecil yang dilayani dan diperhatikan secara proporsional dalam waktu mendatang juga dapat menjadi investasi yang baik bagi perusahaan.
    5. Pengelolaan SDM
      Sostem pengelolaan SDM diadakan guna meningkatkan kinerja karyawan/SDM dan meningkatkan efesiensi. Sistem pengelolaan SDM memperoleh input dari setiap pemangku kepentingan, antara lain : penanggung jawab karyawan (Human Resources Department/Personalia), Manajemen Perusahaan, penanggung jawab kebijakan terkait dengan karyawan. Setiap keputusan yang diambil dalam pengelolaan SDM tidak boleh bertentangan dengan undang-undang atau peraturan ketenagakerjaan yang ada.

Semoga informasi tentang “Pola Kerjasama dan Sistem Usaha Franchise Makanan dan Minuman” bisa bermanfaat…semoga sukses selalu!!

Baca juga:

 

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.