Pada tahap awal Pewaralaba (pemilik merek) mulai mewaralabakan usahanya dan mencari Mitra dalam hal ini Terwaralaba, biasanya begitu calon Mitra datang maka Pewaralaba akan segera menyambarnya untuk dijadikan Mitra tanpa melihat dan mengecek terlebih dahulu tentang Mitra tersebut. Hal tersebut terjadi karena memang sebagian besar Pewaralaba yang baru mewaralabakan usahanya hanya mengejar keuntungan dari Terwaralaba saja tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi ke depannya.
Setelah berjalan sekian lama ternyata banyak Mitra yang gagal dalam menjalankan usaha waralaba tersebut. Hal itu terjadi karena rata-rata mereka (Mitra) banyak yang hanya melakukan investasi sedangkan pengelolaannya diserahkan pada pihak lain tanpa mau mengurus atau menangani waralaba tersebut, dan itulah sumber kegagalannya. Untuk menghindari hal tersebut, sejumlah Pewaralaba harus menerapkan seleksi calon Mitra atau Terwaralaba yang lebih ketat untuk sekarang-sekarang ini agar hal tersebut tidak terus terjadi ke depannya nanti.
Baca juga:
- Kreativitas dan Inovatif Membuat Usaha Waralaba Tetap Eksis
- Faktor Yang Menyebabkan Kegagalan Usaha Waralaba / Franchise
Hal Yang Perlu Diperhatikan Pewaralaba dan Mitra
Pada intinya, ketika Pewaralaba memilih atau mencari Mitra yang baik tidak hanya melihat dari segi keuangan atau finansial Mitra saja. Walaupun pada kenyataanya finansial merupakan suatu hal yang bisa dibilang lebih utama karena memang hal tersebut merupakan tujuan utama seseorang mewaralabakan usahanya. Akan tetapi di luar faktor finansial tersebut ada hal yang mungkin lebih fundamental dalam bisnis ini, yang meliputi adanya kesamaan visi dan misi antara Pewaralaba dengan Mitranya. Artinya sebelum seseorang menjadi Mitra maka terlebih dahulu ia harus mengetahui visi dan misi dari Pewaralaba itu sendiri, misalnya apakah memiliki jiwa wirausaha atau serius dalam mengelola bisnis, menyukai bidang bisnis tersebut dan memiliki komitmen penuh serta terpercaya akan potensi dari usaha yang dijalankannya.
Bila hal tersebut telah dilakukan, maka selanjutnya Terwaralaba (Mitra) harus mempelajari secara mendalam apa dasar filosofi dari usaha yang diwaralabakan milik Pewaralaba tersebut. Dengan demikian setelah Terwaaralaba mempelajari dasar filosofi tersebut maka Terwaralaba akan lebih mudah menjalankan usaha yang telah dipilihnya.
Di samping itu, Pewaralaba harus melihat dan mengetahui apakah seseorang yang ingin menjadi Terwaralaba ini memiliki attitude atau sikap yang baik atau tidak artinya Terwaralaba harus menunjukkan sikap yang baik kepada pemilik waralaba agar terjalin hubungan simbiosis mutualisme atau saling menguntungkan satu sama lain sehingga ke depannya akan ada sinkronasi hubungan antara Pewaralaba dengan Terwaralaba. Dengan demikian usaha waralaba akan semakin berkembang dan meningkat. Apabila hal yang disebutkan tadi dilaksanakan dengan baik dan seksama maka kemungkinan untuk dibohongi dan membohongi tidak akan terjadi dan usaha yang dijalankan akan terus berkembang dengan pesar. Semoga bermanfaat
Baca juga: