Peluang Mencetak Uang Secara Online Dengan Kendaraan Bermotor

Berbagai bisnis transportasi tetap melaju di saat pasar otomotif lesu darah. Perkembangan teknologi informasi menyebabkan bisnis transportasi kian dinamis. Selain pemain konvensional, pebisnis transportasi online kini banyak bermunculan.

Era Online

Kenyataannya, di saat pasar otomotif mengkerut, tidak seluruh usaha transportasi turut menciut. Bahkan, ada bisnis yang tumbuh cepat selama dua tahun-tiga tahun terakhir.

Ya, yang sedang naik daun itu adalah transportasi berdasar aplikasi online. Memang, kehadiran bisnis ini mengundang gelombang pro-kontra.

Kebanyakan pengguna jasa transportasi termasuk dalam kubu yang pro dengan kehadiran trnasportasi berbasis online. Maklumlah, tarif transportasi di era digital ini sangat fleksibel, dan di saat-saat tertentu lebih murah dibandingkan tarif yang dipasang moda transportasi konvensional, yaitu taksi.

Mereka yang berniat berbisnis transportasi juga tentu setuju dengan kehadiran usaha transportasi online. Kehadiran aplikasi transportasi memungkinkan pebisnis perorangan memasuki usaha angkutan penumpang dengan mudah.

Peluang Mencetak Uang Secara Online Dengan Kendaraan Bermotor

Hasan termasuk yang sudah merasakan mudahnya merintis usaha taksi online. Setelah banting setir ke bisnis taksi online, pria yang sempat berstatus sebagai karyawan swasta itu bisa membawa pulang uang rata-rata Rp 400.000 per hari.

Pesatnya pasar transportasi online menyebabkan skema usaha ini sedikit berubah. Semula, mereka yang menjadi mitra aplikasi online ini juga yang menjadi operator alias supir mobil. Belakangan, banyak mitra aplikasi online ini juga yang menjadi operator alias supir mobil. Belakangan, banyak mitra yang mempekerjakan orang lain sebagai supir. Seperti halnya di taksi konvensional, si pengemudi yang menjadi penyewa itu harus membayar setoran ke pemilik mobil.

Fariz adalah salah satu yang menyewakan mobilnya untuk digunakan sebagai taksi online. Pemuda yang usianya masih pertengahan 20-an tahun ini awalnya menyupiri sendiri taksi online. Namun dengan alasan memiliki kesibukan lain, Fariz pun menyewakan mobilnya.

Proses penyewaan, tutur Fariz, menggunakan surat perjanjian yang memuat hak dan kewajiban kedua belah pihak. Ia mematok setoran Rp 150.000 per hari ke sang supir “tembakan”. Kewajiban lain supir adalah menanggung biaya perbaikan mobil, jika rusak.

Memang, belum ada data yang mengaitkan dengan tegas antara pasar taksi online yang sedang menderu dengan penjualan mobil jenis penumpang.

Namun, dia tak menutup kemungkinan bisnis transportasi online menjadi salah satu mesin pasar otomotif di tahun-tahun mendatang. Yang pasti, jika itu terjadi pangsa pasar mobil nasional tidak akan berubah.

Dominasi mobil jenis multi purpose vehicle (MPV) kelas bawah serta mobil murah hemat energi akan bertahan. Penyebabnya, kedua jenis mobil itu yang paling banyak dipergunakan pebisnis taksi online.

Selain taksi online, masih ada pilihan usaha lain yang bisa digulirkan dengan memanfaatkan kendaraan bermotor. Usaha transportasi non-penumpang yang berbasis aplikasi, seperti usaha antar makanan.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.