Kiat Memulai Bisnis Transportasi Barang

Pernahkah Anda membayangkan apa yang terjadi jika kita hidup tanpa sarana transportasi? Semua aktivitas akan kita lakukan hanya dengan berjalan kaki. Terasa mustahil, bukan? Apalagi, jika aktivitas kita berkaitan dengan mengangkut barang. Tidak mungkin, kan, ketika Anda pindahan rumah harus mengangkat barang rumah tangga dengan berjalan kaki ke lokasi lain?

Ya, transportasi memang sudah menjadi kebutuhan penting bagi manusia. Tanpa transportasi, tak mungkin manusia mencapai tempat yang dituju, terutama ke lokasi yang jauh dari tempat tinggal. Karena itu, bisnis transportasi sama pentingnya dengan bisnis makanan. Tanpa transportasi, segala kegiatan manusia akan tersendat.

Jadi, wajar, jika saat ini banyak pelaku usaha yang terjun ke bisnis transportasi. Bukan cuma bisnis angkutan penumpang yang menjadi primadona pelaku usaha, tapi juga bisnis angkutan barang. Kini, sudah tak terhitung dengan jari jumlah pelaku usaha yang adu peruntungannya di bisnis angkutan barang.

Kendati jasa angkutan barang merupakan bisnis yang potensial memberi keuntungan, namun Anda jangan coba-coba nekad nyemplung ke bisnis ini. Ada sejumlah hal yang perlu Anda perhatikan. Paling tidak, menurut Leonard Stephen Jonatan, Chief Executive Officer PT Citra Lintas Wahana, Anda harus memiliki sumber daya manusia (SDM) yang mampu mendukung.

Alasannya, bisnis pengiriman barang adalah bisnis kepercayaan. Penyedia jasa transportasi harus bisa mendistribusikan barang dengan aman dan cepat. Itu sebabnya, bisnis ini perlu didukung tenaga yang berpengalaman. Ini terutama di posisi pengemudi angkutan.

Kiat Memulai Bisnis Transportasi Barang

Selain SDM, Anda yang ingin menjajal bisnis jasa angkutan barang juga harus menyediakan sarana insfrastruktur seperti perangkat teknologi untuk sistem monitoring yang baik. Untuk tracking system dari awal barang masuk, dalam perjalanan, hingga diterima di tujuan harus sesuai dengan permintaan konsumen.

Yang tidak kalah penting, pelaku usaha di sektor transportasi barang harus memperhatikan jaringan bisnis usahanya. Sebab, konsumen selalu mengharapkan luasnya jaraingan outlet, kecepatan waktu pengiriman, dan faktor keamanan barang tersebut.

Marcos Nasution, owner PT Marcos Trans Indonesia membenarkan hal tersebut. Bisnis transportasi barang tak bisa dijalankan secara gambling. Persiapannya harus matang, terutama dari sisi SDM. Hal ini berkaitan dengan kepercayaan dan risiko yang kerap terjadi di bisnis ini. Misalnya, barang konsumen rusak atau hilang dalam perjalanan. Kalau pengemudinya kurang pengalaman, human error-nya ada saja. Klaim barang konsumen itu enilai barang yang hilang. Sebab, biasanya konsumen tidak mengansuransian barangnya.

Memulai Bisnis Transportasi Barang

Risiko lain dari bisnis transportasi barang ialah infrastruktur jalan. Wilayah Jabodetabek tidak luput dari kemacetan. Ini bisa jadi kendala pelaku usaha dalam mempercepat perputaran distribusi barang. Biasanya dalam sehari bisa dua trip, dengan ada kemacetan, distribusi hanya bisa sekali. Belum lagi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Hal ini bisa mendorong pelaku usaha mengatrol tarif jasa angkutan barangnya.

Karena itu, bagi yang ingin memulai usaha di bisnis transportasi barang, sebaiknya jangan terlalu jorjoran mengucurkan modal. Pada tahap awal, dengan modal armada angkutan satu unit sudah bisa melakoni usaha ini.

Dengan menjadi sub kontraktor, Anda memang tidak bisa langsung meraih order pengiriman barang partai besar. Tapi, dengan menjadi sub kontraktor rekanan, Anda akan memahami medan bisnisnya. Karena karakter konsumen berbeda-beda.

Untuk memulainya, Anda juga tidak perlu membeli unit armada yang baru. Dengan kendaraan seken pun, bisnis Anda sudah bisa berjalan. Alasannya, harga mobil seken lebih murah. Yang penting usia kendaraan itu tak lebih lima tahun dan dalam kondisi prima.

Nah, setelah bisnis transportasi barang Anda mulai terlihat besar, ingat untuk tidak lupa melengkapi legalitas usaha. Di antaranya, perizinan bisnis angkutan barang dari Kementerian Perhubungan atau Kementerian Perdaganan dan dinas terkait.

Sama seperti bisnis lainnya, persaingan penyedia jasa angkutan barang juga ketat. Karena itu, demi menggaet mitra konsumen yang luar, butuh strategi bisnis pemasaran. Salah satunya terkait tarif jasa angkutan.

Setidaknya, ada dua jenis tarif. Pertama tarif jasa dihitung sesuai berat barang. Kedua, tarif berdasarkan area atau wilayah pengiriman.

Untuk wilayah Jabodetabek dengan kapasitas angkutan sekitar 4 ton, bisa mengenakan tarif Rp 500.000-Rp 1 juta per sekali pengiriman. Sementara itu, untuk angkutan sekitar 7 ton sampai 10 ton, tarifnya berkisar Rp 900.000-1.8 juta. Harga tersebut tentu akan beda lagi jika area pengirimannya di luar Jabodetabek.

Robin Lo, Direktur J&T Express mengatakan,dalam bisnis transportasi barang, unit kendaraan menjadi salah satu ujung tombak. Itu sebabnya, ada kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih unit kendaraan. Antara lain, harus disesuaikan berdasarkan kebutuhan, seperti jarak, efektivitas di jalan, dan efisiensi muatan.

Selain itu, perawatan kendaraan juga mutlak diutamakan. Agar bisa efisien bahan bakar, kendaraan harus rajin servis berkala, disiplin terhadap pengemui dan mengontrol jalur yang dilalui. Perlu pula kendaraan dipasang GPS untuk melacak keberadaannya. Tujuannya untuk menjaga safety paket pelanggan.

Donny Saputra, Direktur Marketing 4W PT Suzuki Indomobil Sales menambahkan, hal lain yang harus dipertimbangkan saat membeli kendaraan transportasi barang adalah memilih armada yang punya masa dan item warranty serta durability. Juga, perhatikan running cost (biaya operasional) yang efisien, yang didalamnya meliputi fuel consumption (biaya BBM). Perhatikan maintenance cost yang meliputi harga onderdil, perawatan kendaraan dan pasokan suku cadang.

Baca juga:

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.