Hendi Rustandi, Pembudidaya Buah Jeruk Dekopon ~ Pasok ke Distrubutor Buah dan Swalayan Lokal

Memiliki darah petani membuat Hendi Rustandi mengerti benar seluk beluk di bidang ini. Karena itu ketika melihat peluang besar di pertanian jeruk Dekopon, Hendi pun memilih untuk menanam jeruk premium asal Jepang tersebut sejak tahun 2014 lalu. Dari seperempat hektar lahan yang ditanami jeruk Dekopon, tiap bulan Hendi bisa memanen 3 kuintal jeruk Dekopon. Seperti apa usaha jeruk yang bisa panen lima kali dalam satu tahun ini?

Awal Usaha Jeruk Dekopon

Bagi Hendi Rustandi, bercocok tanam adalah jati dirinya. Lahir dan besar di keluarga petani membuat Hendi tahu benar pertanian di tanah air khususnya untuk tanaman buah.

Melihat keunikan bentuk jeruk Dekopon dan harga yang menjanjikan, membuat pria yang tinggal di daerah penghasil strawberrry ini memutuskan banting stir dan memilih bertanam jeruk Dekopon pada Januari 2014.

Dengan memanfaatkan lahan 500 m2 miliknya dan uang Rp 5 juta yang digunakan untuk membeli berbagai peralatan dan perlengkapan usaha beserta bibit jeruk Dekopon. Satu tahun berjalan dan permintaan jeruk Dekopon yang semakin besar membuat Hendi memilih menjalin kerja sama dengan beberapa kelompok tani di tempat tinggalnya Desa Lebakmuncang, Ciwidey, Bandung. Sehingga luas total kebun jeruk Dekopon yang siap melayani permintaan pasar seluas 10 hektar.

Berat dan Tanpa Biji

Seperti yang diungkapkan Hendi, bentuk jeruk Dekopon bisa memikat siapa saja yang melihatnya. Bentuknya yang tidak seperti jeruk pada umumnya, namun lebih mirip buah pir ini membuat banyak orang merasa heran. “Bentuk jeruk Dekopon sesuai dengan namanya yaitu gabungan dari kata Deko yang berarti cembung dan Pon yang berarti Ponka sebagai salah satu induknnya, “terang Hendi.

Budidaya Jeruk Dekopon

Selain bentuk yang unik, jeruk yang merupakan hasil persilangan dari jenis Kiyomi dan Ponka ini juga memiliki beberapa keunggulan yang tidak dimiliki jeruk lokal seperti rasa yang manis, tekstur daging lunak, berserat halus , berat per buah yang mencapai 1-1.7 kg  dan yang pastinya tanpa biji.

Semua keunggulan tersebut membuat jeruk Dekopon menjadi daya tarik tersendiri bagi para petani buah di tanah air. Belum lagi harga jeruk Dekopon yang jauh di atas jeruk lokal yang mencapai Rp 60 ribu per kilo, membuat jeruk jenis ini menjadi salah satu buah premium di masyarakat.

Baca juga: Deni Hadian, Pembibitan Jeruk Dekopon ~ Kewalahan Penuhi Permintaan Hingga 2000 Bibit per Bulan

Pemasaran dan Prospek Usaha Jeruk Dekopon

Dalam memasarkan jeruk Dekopon ini, Hendi tidak menjualnya secara eceran, melainkan secara grosiran dengan minimal pembelian 1 kuintal. Hendi mengatakan bahwa pemasaran jeruk Dekopon langsung dijual ke beberapa distributor buah di daerah Telaga Sarangan, Kediri, Surabaya, Pasuruan dan Solo. Ia pun memperluas pemasaran dengan strategi khusus untuk promosi, terutama dengan pelanggan yang sudah bekerja sama sejak lama. Selain itu ia juga membuat blog khusus dan via Facebook yang terjaring dalam komunitas petani jeruk Dekopon semakin menambah jangkuan pemasaran yang dijalani. Hendi mengakui bahwa sampai saat ini, ia belum bisa memenuhi permintaan pasar jeruk Dekopon yang semakin besar. Dari lahan yang dimilikinya sekali panen bisa menghasilkan 3 kuintal jeruk, dengan omset Rp 50 juta dan keuntungan bersih 40%. Hendi menambahkan bahwa selain yang  berwarna orange matang, jeruk Dekopon yang berwarna hijau juga diminati khususnya oleh pasar luar negeri.

Usaha Jeruk Dekopon

Dalam budidaya biasanya menjadi momok bagi para petani adalah serangan hama dan penyakit, begitu pula pada budidaya jeruk Dekopon. Hendi mengaku hama yang biasanya menyerang tanaman jeruk Dekopon antara lain daun keriting/trips, akar busuk dan lalat buah. Cara pencegahannya disemprot setiap 10 hari sekali secara bergantian dengan menggunakan fungisida dan pestisida.

Baca juga:

2 thoughts on “Hendi Rustandi, Pembudidaya Buah Jeruk Dekopon ~ Pasok ke Distrubutor Buah dan Swalayan Lokal”

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.