Industri produk investasi reksadana di tanah air terus berkembang. Untuk memenuhi kebutuhan investor yang kian bergam, jenis produk reksadana pun semakin bervariasi. Mari kenali sebelum memutuskan untuk membeli!
Hingga pengunjung 2017 nanti, Otoritas Jasa Keuangan jumlah investor reksadana 5 juta orang. Saat ini baru ada sekitar 250.000 investor reksadana. Namun, tak bisa dipungkiri, investasi reksadana merupakan produk yang memiliki potensi besar sebagai wahana investasi bagi penduduk Indonesia yang mencapai sekitar 250 juta jiwa.
Selain penetrasi para pelaku industri, edukasi pasar menjadi kunci utama agar produk investasi reksadana ini semakin dikenal masyarakat. Bagi yang penasaran dengan produk investasi ini, tak ada salahnya berinisiatif belajar memahami reksadana dan cara kerjanya.
Investasi Bersama
Secara sederhana, produk investasi reksadana ini semacam investasi secara kolektif. Secara bersama-sama, sejumlah investor sepakat untuk menempatkan dananya di instrument investasi tertentu. Jumlah setoran dana tergantung kemampuan dan kemauan masing-masing investor. Tapi, biasanya ada ketentuan minimal, misalnya Rp 200.000 untuk investasi awal dan untuk selanjutnya minimal Rp 200.000.
Agar mudah, dana investor tadi dihitung dalam bentuk unit penyertaan. Tiap unit penyertaan memiliki harga yang terus berubah sesuai dengan kinerja produk reksadana. Saat produk baru dibuat, biasanya nila per unit penyertaan ini dihargai Rp 1.000. Selanjutnya, nilainya bisa naik atau turun.
Nah, dana yang terkumpul itu kemudian dikelola oleh sebuah perusahaan yang disebut manajer investasi (MI) atau pengelola dana. Manajer investasi inilah yang menentukan aturan main penempatan dana yang disebut sabagai kebijakan investasi. Untuk menghindari keluhan investor, kebijakan investasi ini ditentukan di awal. Dengan demikian, investor sudah tahu, ke mana saja MI akan menempatkan dana mereka plus berapa besar porsi untuk masing-masing jenis instrument investasi.
Selanjutnya, MI memilih secara spesifik efek atau produk finansial untuk tiap jenis instrumen yang telah ditentukan tersebut. Misalnya, untuk jenis instrument saham, MI akan memilih saham apa saja yang dibeli. Kumpulan instrument investasi inilah yang disebut sebagai aset dasar redaksana.
Atas jasa pengelolaan dana tersebut, MI mendapatkan komisi. Selain itu, terdapat biaya-biaya lain, misalnya biaya pada saat pembelian unit penyertaan dan biaya saat pencairan unit penyertaan, serta biaya bank kustodian. Fungsi bank kustodian di sini adalah untuk menghindari risiko MI menggelapkan dana atau mendaku efek yang dibeli sabagai miliknya.
Jenis produk investasi reksadana
Sampai di sini, mungkin Anda mulai tertarik untuk berinvestasi di redaksana. Sebelum membeli, sebaiknya kenali beragam jenis produk investasi redaksana yang ada.
- Berdasarkan karakteristik
Ketika meluncurkan sebuah produk redaksana, MI akan melakukan penawaran produk. Berdasarkan cara penawarannya, produk ini dibedakan menjadi dua, yaitu redaksana terbuka dan redaksana tertutup.
Redaksana terbuka berarti sebuah produk redaksana ditawarkan secara berkelanjutan atau terus-menerus. Artinya, setiap orang bisa menjadi investor. Investor bisa membeli dan menjual unit penyertaan kapan saja kepada MI penerbit.
Adapun redaksana tertutup tidak bisa dijual kembali kepada MI yang menerbitkannya. Unit reksadana ini hanya bisa dijual kepada pihak lain lewat mekanisme perdagangan di bursa efek.
- Berdasarkan denominasi
Berdasarkan denominasinya, investasi reksadana juga dibagi menjadi reksadana rupiah dan reksadana valuat asing (valas).
Reksadana rupiah menempatkan dananya di instrument bermata uang syairah. Reksadana valuta asing mematok investasinya dalam valas, bias dollar AS atau yang lainnya. Namun, penempatan dana kelolaan tidak selalu di efek valas. Instrumen yang dipilih bisa dalam mata uang rupiah tapi perhitungannya dikonversi ke valas acuannya.
- Berdasarkan jenis aset dasar
Pembagian investasi reksadana berdasarkan jenis aset dasar ini paling populer di masyarakat. Ada empat jenis reksadana berdasarkan aset dasarnya, yaitu reksadana pendapatan tetap, reksadana saham, reksadana pasar uang, dan reksadana campuran.
Reksadana pendapatan tetap merupakan tetap merupakan reksadana yang menempatkan sekurang-kurang 80% dana kelolanya di efek utang atau obligasi. Sementara, reksadana saham merupakan reksadana yang menempatkan sekurang-kurangnya 80% dari asetnya di efek ekuitas alias saham.
Kemudian, reksadana pasar uang merupakan reksadana yang menempatkan 100% asetnya di instrument pasar uang, misalnya deposito atau efek utang yang jatuh temponya di bawah satu tahun. Terakhir, reksadana campuran merupakan reksadana yang melakukan investasi dengan komposisi aset di luar ketiga jenis reksadana sebelumnya.
- Reksadana tematik
Seperti namanya, rekasadana tematik merupakan reksadana yang menempatkan dana kelolannya di aset-aset yang memiliki tema tertentu. Saat ini, ada beberapa jenis reksadana tematik yang cukup dikenal luas. Misalnya, reksadana indeks yang portofolionya terdiri dari efek yang membentuk indeks tertentu. Lalu, reksadana komoditas yang berisi saham-saham di sektor komoditas atau reksadana infrastruktur yang berisi efek dari sektor infrastruktur. Ada pula, reksadana haji atau reksadana pendidikan, yang menyisihkan sebagian nilai aktiva bersihnya untuk membantu pemberangkatan haji atau pendidikan. Reksadana tematik inilah yang terus berkembang.
Semoga informasi “Mengenal Jenis Produk Reksadana Sebagai Instrument Investasi” di atas bisa menjadi referensi dalam berinvestasi. Selamat memilih yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Baca juga: