Tak banyak orang mampu bangkit dari keterpurukan. Namun bagi Nani Kurniasari, lilitan hutang Rp 2 miliar dijadikannya pecutan untuk memulai usaha. Lewat usaha selai karamel kreasinya, ia hampir melunasi utangnya tersebut. Bagaimana kisah Nani bangkit dari keterpurukan lewat selai yang diberi merek Caramel Milk Jam rasa Move On ini?
Awal Mula Usaha Selai Move On
Inspirasi bisnis memang bisa datang dari mana saja. Berawal dari tugas seorang mentor bisnis yang memintanya membuat selai karamel, menjadikan Nani seorang pengusaha selai yang diberi nama Selai Move On. Tak ada pilihan bagi wanita yang akrab disapa Nani ini, selain menjalankan saran sang mentor membuat selai karamel. Maklum, Nani trauma atas kegagalan usaha sebelumnya. “Saya pernah menjalankan usaha katering dari tahun 2003 sampai 2010,” ungkapnya.
Meski usaha katering milik wanita kelahiran 21 April 1979 ini sempat banyak mendapat orderan, namun kurangnya kontrol dan manajemen keuangan yang kurang baik membuat usaha kateringnya harus gulung tikar dan mewariskan hutang Rp 2 miliar. “Hutang awalnya Rp 1,5 miliar lalu menjadi Rp 2 miliar karena bodohnya saya, panik finansial menutup hutang dengan hutang, bengkak sudah,” jelas Nani.
Tak hanya itu, kesedihan Nani semakin menjadi-jadi saat suami yang seharusnya menjadi tempat bersandar untuk membantu melunasi hutang justru malah meninggalkannya. “Alhamdullilah saya masih punya iman, kalau tidak mungkin saya bisa gila menghadapi dua kenyataan sekaligus,” kisahnya.
Menyadari kondisinya tidak boleh berlarut-larut, ibu empat anak ini kemudian memutuskan untuk kembali bangkit dengan melalui usaha selai yang didapat dari mentornya. Meski tidak mudah dalam membuatnya namun Nani tidak kehabisan akal untuk mencari referensi mengenai cara membuat selai karamel seperti yang disarankan mentor bisnisnya itu. Iapun mulai mencari bahan baku, cara pembuatan, pengemasan, dan cara memasarkan. “Pertama kali bikin menurut coach (mentor bisnis), selai buatan saya rasa mantan karena pahit manis gak karuan dan dari 10 yang nyicip, 9 bilang gak enak, 1 orang diam aja kasihan lihat saya,” jelasnya sambil tertawa.
Modal Awal Usaha Hanya Rp 200 Ribu
Adapun modal awal usahanya ini, Nani mengaku hanya mengeluarkan Rp 200 ribu untuk membeli bahan baku dan juga untuk kemasan toples, selain memang dalam masa krisis, minimnya modal yang dikeluarkan lantaran Nanti tidak mau jor-joran dalam memulai usahanya. “Saya banyak belajar dari kegagalan usaha sebelumnya, makanya di usaha ini saya ingin memulai secara perlahan namun tetap dengan tujuan yang besar,” ungkapnya.
Dengan modal tersebut dan dibantu oleh 2 temannya, wanita yang menamai usahanya Caramel Milk Jam Move On ini mulanya hanya dapat membuat 10 jar Selai Move On. Namun, perlahan, ia menambah jumlah produksinya menjadi 50 jar. “Selai itu sering tidak habis saat awal-awal merintis bisnis. Kalau sudah hampir kadaluwarsa, saya biasanya membagikan selai tersebut secara gratis,” ungkapnya.
Namun pengalaman itu tidak terjadi lagi, terlebih usahanya semakin dikenal masyarakat saat dirinya diundang ke acara talk show televisi nasional. Lewat tayang tersebut, Nani mengaku ia kebanjiran pesanan. “Siapa sangka kisahku yang memiliki hutang dan ditinggal suami justru menjadi promosi yang menarik bagi usahaku ini,” ungkapnya.
Namun meski telah terkenal lewat televisi, Nani rajin mempromosikan usahanya melalui jaringan pertemanan, media sosial, serta mengikuti bazar-bazar kuliner. Bicara soal produk yang dijualnya, Nani mengatakan hanya menjual satu varian selai rasa karamel saja, namun meski hanya satu varian Nani mengaku usaha yang digelutinya berjalan sukses. Tak Cuma mampu hampir melunasi utang dengan berjualan selai seharga 40 ribu per jar (isi 110 ml), Nani juga berhasil menata hidupnya kembali. “Dalam sebulan saya menjual kurang lebih 400-500 jar, atau sekitar Rp 20 juta dimana tiap jar saya memperoleh keuntungan Rp 10-15 ribu,” jelasnya.
Wanita berhijab ini menuturkan selain dari rasanya yang bisa bikin orang move on, kesuksesan Nani pada usaha ini juga terletak kualitas bahan yang digunakan. Selain menggunakan bahan baku berkualitas, Nani juga menjamin jika produk buatannya bebas bahan pengawet dan pewarna. Maka tidak heran jika selai karamel buatannya hanya mampu bertahan selama 1 bulan saja pada suhu ruangan dan 3 bulan jika disimpan dalam lemari es.
Nani juga mengatakan yang membuat usahanya cepat berkembang dengan dibukanya sistem kerja sama dengan puluhan reseller di berbagai kota di Indonesia. “Lewat reseller produk, Selai Move On sudah sampai kebeberapa negara misalnya Inggris, Singapura, dan Abu Dhabi,” jelasnya.
Adapun syarat untuk menjadi reseller dari usahanya, Nani mengaku syaratnya cukup mudah yaitu cukup melakukan pembelian minimal 200 jar. Dengan minimal pembelian tersebut mitra diberi potongan harga 10% dan dibantu pemasaran. “Asumsi saya, kalau agen bisa menjual 600 jar, mereka sudah BEP,” jelasnya.
Prospek dan Kendala Usaha
Bagi Nani usaha apapun selalu prospek, namun syarat dan ketentuan berlaku seperti produk bagus, packaging oke, pelayanan oke, dan istiqomah dalam berjualan. Sedangkan untuk menyikapi persaignan baginya, setiap orang punya kanal rejeki masing-masing dan tidak akan tertukar dengan ijin Allah. “Saya tidak terlalu memikirkan kompetisi, karena kompetisi saya bukan dengan orang lain tapi dengan diri sendiri,” jelasnya.
Sedangkan kendala yang dialami terletak pada daya tahan selai karamel yang memang singkat. Selain itu fluktuatif harga bahan kadangkala menjadi kendala lainnya oleh karena itu untuk menyikapi masalah tersebut Nani mengatasinya dengan cara menyetok bahan.
Info lebih lanjut mengenai usaha selai karamel rasa Move On ini, hubungi:
Caramel Milk Jam (Mamak Rempong)
Jalan Dalang, Bojong Rawa Lumbu Bekasi
Instagram : @mamakrempong
Fanpage FB : Mamak Rempong
Twitter : @mamakrempong
Baca juga:
- Mantan Pramugari Sukses Usaha Cake & Bakery Dengan Brand Ivana Cake
- Lucky Mandala Putera ~ Berhenti Jadi Karyawan, Sukses Bisnis Roti Bakar Comel
- Noor Rafita, Pemilik Usaha Rafita’s Cake ~ Booming Lapis Nangka Hasilkan Puluhan Juta
- Novianda Deswita ~ Sukses Raih Ratusan Juta dari Bisnis Kue Kering
- Weiny Pemilik Weinz Cookies, Sukses Usaha Berkat Memiliki Hobi Membuat Kue