Mempersiapkan Pensiun Dengan Investasi Saham

Berinvestasi saham memiliki risiko tinggi dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya. Namun untuk jangka panjang, berinvestasi saham sangat disarankan untuk mempersiapkan dana pensiun. Persiapannya yang benar bukan setahun atau dua tahun mendekati usia pensiun, tapi saat memasuki dunia kerja sudah harus memikirkan dana untuk pensiun.

Jika memasuki usia kerja berada di umur 25 tahun dan ingin pensiun di usia 50 tahun, maka Anda akan mempunyai waktu yang panjang untuk mempersiapkan dana pensiun, yaitu 25 tahun. Berinvestasi saham dalam jangka panjang sangat meminimalisir risiko yang tinggi. Jika menggunakan kalkulator perencanaan keungangan, dengan berinvestasi setiap bulan hanya Rp. 500.000 selama 25 tahun dengan imbal hasil 25% maka di usia 50 tahun saat pensiun hasil dari berinvestasi saham mencapai 11.8 miliar. Tentu, dengan menyisihkan uang Rp. 500.000 per bulan tidak terlalu berat. Hanya saja, banyak yang tidak bisa konsisten melakukannya karena tidak tahu manfaat dana pensiun.

Tapi, berinvestasi saham dalam jangka panjang untuk persiapan pensiun haruslah memilih saham dengan cermat. Cara memilih saham sebenarnya cukup mudah, Anda bisa memperhatikan sekeliling produk-produk dari perusahaan apa yang masih menjadi kebutuhan masyarakat. Salah satu contoh, produk kebutuhan rumah tangga dari PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), atau produk mi instant dari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Masih banyak saham yang bagus dari perusahaan-perusahaan yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Nah, berikut beberapa sektor saham andalan yang bisa Anda jadikan pilihan berinvestasi saham dalam jangka panjang.

Mempersiapkan Pensiun Dengan Investasi Saham

Sektor Konsumsi

Sektor konsumsi dalam jangka panjang masih sangat dibutuhkan. Sebab, masyarakat masih mengonsumsi makanan, minuman, ataupun produk sehari-hari lainnya dari perusahaan yang sudah tercatat di BEI. Beberapa saham blue chips yang kami rekomendasikanadalah PT Mayora Indah Tbk (MYOR), Unilever (UNVR) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP).

Sektor Properti

Sektor properti masih mengalami perlambatan pertumbuhan. Soalnya, sejak lima tahun terakhir kenaikan harga rumah mengalami lonjakan 30% hingga 100% per tahun. Pada pertengahan 2016, sektor property perlahan mulai membaik menyusul stimulus yang melonggarkan aturan loan-to-value ratio (LTV), suku bunga yang rendah, Program Pengampunan Pajak (Tax Amnesty), serta regulasi kepemilikan asing.

Sehingga, kami memprediksikan saham-saham di sektor property akan kembali bergairah di 2018. Saham-saham yang masih memiliki kinerja yang cemerlang di tengah perlambatan adalah PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT PT Summarecon AgungĀ  (SMRA), PT Pakuwon Jati.

Sektor Infrastruktur dan Kontruksi

Sektor infrastruktur dan kontruksi untuk jangka panjang masih memiliki potensi yang sangat besar. Pasalnya, pemerintah sangat memprioritaskan pembangunan di sektor infrastruktur dan pendukungnya. Rekomendasi sahamnya: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), PT Jasa Marga (JSMR), PT Pembangunan Perumahan (PTPP).

Pada akhirnya, kesuksesan dalam mempersiapkan dana pensiun tergantung dari keseriusan dan konsistensi Anda.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.