Dua Sahabat Sukses Usaha Waralaba Minuman Jahe Susu Deesuhe Dengan Omset Puluhan Juta

Jahe merupakan salah satu komoditas unggulan asli Indonesia. Tidak hanya digunakan sebagai bumbu dapur, jahe juga dapat diolah menjadi aneka makanan dan minuman yang lezat dan berkhasiat. Adalah 2 orang sahabat Roona Revrian dan Haryo Wibowo yang tertarik untuk menekuni usaha minuman jahe susu dengan mendirikan Deesuhe. Lewat sistem waralaba, keduanya memiliki mimpi membawa Deesuhe untuk go internasional. Apa kiat sukses keduanya membangun waralaba Deesuhe ini?

Awal Usaha Minuman Jahe Susu Deesuhe

Menjadi seorang entrepreneur memang menjadi impian Roona Revrian. Meski begitu, pria yang akrab disapa Abu Zufar ini belum mendapat ide hendak membuak usaha apa sampai pada suatu hari mengetahui sahabatnya Haryo Wibowo yang telah menekuni usaha minuman jahe susu sejak tahun 2013. “Kebetulan sejak masih sekolah saya memang suka jahe susu dan saya tertarik untuk mengikuti jejak sahabat saya itu untuk berjualan jahe susu,” kisahnya.

Meski tidak memiliki keahlian membuat minuman jahe susu, Abu Zufar tidak patah semangat. Ia meminta bantuan sahabatnya mengajarinya membuat jahe susu. “Alhamdullilah, mas Haryo menyambut baik niat saya dan mempersilahkan saya untuk belajar membuat jahe susu hingga jurnal di usaha jahe susu,” terangnya.

Setelah 3 bulan belajar, Abu Zufar merasa telah mahir membuat jahe susu dan memutuskan untuk menggeluti usaha jahe susu dengan membuka gerai pada Mei 2015 di bilangan Pondok Gede, Jakarta Timur. Yakin dengan prospek usaha jahe susu dan agar semakin fokus mengembangkan usahanya, Abu Zufar memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya, padahal sebulan sebelumnya Abu Zufar baru saja mendapatkan promosi jabatan.

Seiring berjalannya waktu Abu Zufar menjadi semakin yakin dengan usaha jahe susu yang tengah ditekuninya, bahkan Abu Zufar ingin mendirikan perusahaan jahe susu. Untuk mewujudkan keinginannya tersebut, Abu Zufar menggandeng sahabatnya Haryo untuk bersama-sama merintis perusahaan jahe susu bersama. Pada Oktober 2015 kedua sahabat itu sepakat mendirikan company jahe susu dengan mengusung brand Deesuhe.

Dua Sahabat Sukses Usaha Waralaba Minuman Jahe Susu Deesuhe Dengan Omset Puluhan Juta

Agar usahanya semakin berkembang, Abu Zufar dan Haryo tertarik untuk menerapkan kerjasama dengan sistem mudarabah dan waralaba. Soal perizinan Abu Zufar mengaku tengah dalam tahap proses. Sejak diwaralabakan pada Februari 2016 Deesuhe telah memiliki 9 mitra yang tersebar di Sumur Batu, Kramat Sentiong, Pondok Gede, Jalan Raya Bogor Lubang Buaya, dan Jati Makmur Bekasi.

Keunggulan Usaha Minuman Jahe Susu Deesuhe

Menurut Abu Zufar, Deesuhe selain mudah diingat masyarakat juga memiliki arti yaitu orang yang menjual jahe susu dengan bijak, semangat, dan ramah terhadap lingkungan sekitar. Tidak heran bila Deesuhe selalu mengutamakan kualitas dan memberikan pelayanan yang ramah terhadap setiap pelanggan.

Keunggulan Deesuhe dibanding dengan produk sejenis adalah takaran bahan baku yang digunakan berupa jahe merah. Abu Zufar mengatakan jahe merah di Indonesia ada 3 varian yaitu jahe Sumatera, Jahe Jawa, dan Jahe Sulawesi yang tentu saja meiliki karakteristik yang berbeda. “Nah, kita memiliki trik khusus dan takaran tersendiri bagi masing-masing jahe yang digunakan, mengikuti ketersediaan jahe di pasaran,” terangnya.

Dari namanya saja kita bisa menebak kalau Deesuhe menawarkan minuman jahe susu dengan aneka topping telur bebek, telur ayam kampong, madu, kurma atau kopi. Harga yang ditawarkan juga sangat bersahabat sekitar Rp 7-13 ribu/cup ukuran 12 oz. yang membedakan jika biasanya jahe susu hanya menggunakan kemasan plastik atau gelas, Deesuhe menggunakan paper cup dengan design menarik sehingga terlihat lebih moderen. Tak heran Abu Zufar mengaku mampu menjual rata-rata 90 cup/hari dengan omset mencapai Rp 18 juta/bulan.

Peluang Bisnis Menjadi Mitra Usaha Deesuhe

Ada 2 pilihan investasi yang ditawarkan Deesuhe yaitu waralaba dengan investasi Rp 8,5 juta dan mudarabah sebesar Rp 12,5 juta. Dari investasi tersebut mitra akan mendapatkan booth, tenda, bahan baku awal untuk 120 cup, dan semua peralatan usaha yang dibutuhkan. Bedanya adalah jika mitra waralaba menjalankan usahanya sendiri maka mitra mudarabah semua operasional akan dijalankan oleh pewaralaba.

Investasi tersebut di luar sewa tempat dan berlaku untuk kontrak kerjasama selama setahun yang dapat diperpanjang dengan membayar 10% dari investasi awal. Tidak lupa mitra akan diberikan pelatihan cara mengolah jahe susu. Abu Zufar juga menghimbau agar mitra memiliki freezer untuk menyimpan bahan baku jahe siap olah.

Guna menjaga kualitas rasa, Deesuhe mewajibkan mitra membeli bahan baku ke pewaralaba seharga Rp 4 ribu/cup. Sedangkan untuk harga jual mitra diberikan kebebasan menentukan harga jual sendiri mengikuti lokasi, hanya saja Abu Zufar memberikan batas minimal sebesar Rp 7 ribu/cup. “Jika mitra bisa menjual diatas Rp 7 ribu saya persilahkan,” ujarnya.

Menariknya mitra juga diberikan kebebasan untuk melakukan inovasi produk, misalnya mengeluarkan varian rasa baru seperti jahe susu cokelat, jahe susu strawberry, dan lain-lain. Namun terlebih dahulu mitra diharapkan melakukan konfirmasi pada pewaralaba. “Karena pada dasarnya Deesuhe sudah enak, sehingga di campur bahan apa saja tetap enak,” ujarnya.

Balik Modal

Disinggung soal balik modal, baik Abu Zufar maupun Haryo tidak menjanjikan kapan mitra akan balik modal. Hanya saja berdasarkan pengalaman mitra dapat balik modal  paling lambat dalam 6 bulan. Dengan asumsi mitra mampu menjual minimal 40 cup/hari  maka akan mendapatkan keuntungan bersih sebesar Rp 1,5 juta/bulan setelah sebelumnya dikurangi biaya operasional dan biaya pembelian bahan baku.

Sedangkan untuk mitra mudarabah akan mendapatkan bagi hasil yaitu dengan cara menyisihkan keuntungan sebesar Rp 1,5 juta/bulan selama setahun sehingga terkumpul Rp 18 juta. Dari nominal tersebut Rp 12,5 juta digunakan untuk mengembalikan modal mitra sedangkan sisanya dibagi-bagi dengan persentase 40% untuk mitra, 40% pewaralaba, dan 20% pekerja. Namun jika usaha mengalami kerugian maka baik mitra maupun pewaralaba tidak akan mendapatkan apa-apa. “Jika rugi juga kita tanggung bersama. Mitra rugi modal sedangkan saya rugi waktu dan tenaga,” ujarnya.

Support dan Promosi Usaha

Tidak seperti waralaba lainnya, sebelum mitra memutuskan untuk bergabung dengan Deesuhe, Abu Zufar memberikan waktu pada mitra untuk selama 3-7 hari untuk memikirkan kembali keputusannya. “Dengan begitu mitra bisa berpikir dengan jernih apakah sudah yakin dengan usaha ini atau tidak,” ujarnya.

Abu Zufar mengaku tidak akan mentelantarkan mitra dan akan membangun hubungan relationship dengan mitra. Abu Zufar berjanji akan memberikan support pada mitra dengan cara melakukan konrol langsung ke gerai mitra secara berkala sehingga jika mitra mengalami kendala langsung dicarikan jalan keluarnya.

Sadar usahanya masih seumur jagung, Abu Zufar gencar melakukan promosi mulai dari mulut ke mulut, hingga posting di media sosial. Tidak hanya itu Abu Zufar juga memiliki mimpi untuk membawa Deesuhe untuk go international. “Untuk go internasional Insya Allah kita akan membuka gerai di Bali yang merupakan pintu gerbang Indonesia,” pungkasnya.

Info lebih lanjut mengenai peluang bisnis minuman jahe susu ini, hubungi:

Deesuhe
Jl. Bintara 8 No. 88 Bekasi
Telp: 081346666488
IG: @deesuhe

Baca juga:

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.