Kegagalaan bisa dibilang menjadi menu wajib bagi Hermawan Herjuno Sugondho dalam merintis usaha kuliner. Berkat kegigiha dan belajar dari kegagalan, kini Hermawan sukses mengembangkan usaha waralaba Kampoeng Steak dengan 11 cabang yang tersebar di beberapa kota di Pulau Jawa. Seperti apa usaha resto yang mengembangkan konsep resto untuk kalangan menengah ke bawah ini?
Awal Usaha Waralaba Kampoeng Steak
Usaha kuliner memang sangat menggiurkan untuk dijalankan, dengan pasar yang besar tidak heran bila banyak masyarakat yang memilih bidang kuliner sebagai salah satu usaha yang dijalankan. Salah satunya adalah Hermawan Herjuno Sugondho yang tertarik menjalankan usaha kuliner khususnya steak.
Bidang kuliner bukanlah bidang asing bagi Hermawan, selain pernah bekerja di bidang kuliner, beberapa usaha kuliner pernah dijalani, namun berhenti di tengah jalan. Berbagai pengalaman tersebut dijadikan Hermawan sebafai pelajaran berharga, untuk membangun usaha resto steak dengan nama Kampoeng Steak sejak sekitar 15 tahun yang lalu.
Modal awal yang dikeluarkan untuk membuat resto steak di daerah Solo, Jawa Tengah sekitar Rp 60 juta yang digunakan untuk sewa tempat, membeli peralatan dan bahan baku. Di awal usaha, tidak mudah memperkenalkan steak di kalangan pelajar maupun mahasiswa sebagai pasar utamanya. Bahkan selama tiga bulan awal, resto ini masih sering sepi. Walaupun demikian, Hermawan tidak berputus asa. Lambat tapi pasti usaha ini mulai dikenal sehingga pengunjungnya meningkat.
Menu Baru Tiap 3 Bulan
Ada sekitar 25 menu makanan dan belasan menu minuman yang disajikan Kampoeng Steak. Dari puluhan menu tersebut yang menjadi andalan dari Kampoeng Steak adalah menu T-Bone, Sirloin Import.
Seperti dijelaskan Pujianto, untuk menu andalan T-Bone adalah tulang iga yang dimasak dengan bumbu dan rempah khusus yang disajikan dengan menggunakan hot plate. Hidangan di Kampoeng Steak banyak diminati karena menghadirkan hidangan Western tapi telah disesuaikan dengan lidah orang Indonesia. Ini dilakukan dengan menambahkan rempah-rempah, misalnya bawang merah, bawang putih dan gula merah yang diracik sendiri. Dalam menu Kampoeng Steak konsumen bisa merasakan tiga macam menu sekaligus seperti daging sapi, ayam dan telur yang dihidangkan dalam satu Hot Plate. Selain itu juga ditambahkan berbagai sayuran rebus berupa wortel, buncis serta kentang goreng yang kemudian disiram dengan saus mushroom dengan racikan rempah khusus khas Indonesia.
Tak hanya rasanya yang enak, Kampoeng Steak menjual hidangan ini dengan harga yang cukup murah. Seporsi Steak dijual dengan harga Rp 13.500 hingga Rp 49 ribu untuk satu porsi Steak Black Paper Import. Sedangkan untuk minuman dijual dengan kisaran harga Rp 4 ribu hingga Rp 14 ribu.
Memberikan harga murah pada setiap menu yang disajikan bukan tanpa alasan, hal tersebut tidak lepas dari target pasar yang merupakan para pelajar dan mahasiswa serta ingin lebih memperkenalkan steak agar bisa dinikmati oleh kalangan kelas menengah ke bawah.
Selain menyajikan menu yang enak dengan harga jual yang murah, Kampoeng Steak juga menyiapkan tempat yang nyaman untuk pengunjung sehingga mereka bisa menikmati hidangan sekaligus kongkow dan mengobrol dalam waktu yang lama.
Untuk bisa memikat konsumen, pihak manajemen Kampoeng Steak kerap mengeluarkan menu baru setiap tiga bulan dan menu terbaru saat ini adalah Meat Ball Steak yang merupakan menu bola-bola daging yang disajikan dengan hot plate ala menu ssteak. Selain itu setiap bulannya juga ada menu promo yang ditawarkan. Seperti bulan Agustus lalu ada promo khusus untuk konsumen yang menggunakan pakaian khas hari kemerdekaan. Bulan September juga diadakan promo untuk produk Crispu Chicken dengan harga Rp 11 ribu berlaku dari hari Senin-Kamis muali dari buka hingga pukul 17.00
Dengan berbagai kelebihan yang ditawarkan tidak heran bila Kampoeng Steak tidak pernah sepi dari pengunjung terutama pada hari libur. Sebagai gambaran dalam satu hari salah satu cabang Kampoeng Steak yang terletak di kawasan Meruya Selatan, Jakarta Barat bisa mendapatkan omset sekitar Rp 105 juta dalam sebulan dengan keuntungan berkisar 40%.
Mitra Usaha Waralaba Kampoeng Steak
Untuk memperluas usaha, Kampoeng Steak menawarkan kerja sama bagi hasil pada siapa saja yang ingin terjun ke usaha kuliner khususnya steak. Untuk investasi yang dibuthkan bervariasi tergantung luas dan konsep resto yang diinginkan. Dari investasi tersebut Mitra akan mendapatkan berbagai keperluan lengkap usaha steak dan untuk manajemennya dikelola oleh pihak pusat. Dalam kerja sama ini bagi hasil antara mitra usaha dan pusat dipastikan tidak merugikan kedua belah pihak. Terwaralaba dapat mencapai ROI (return on investment) atau balik modal dalam waktu sekitar 2 tahun seperti yang dicapai oleh Kampoeng Steak yang ada di Jakarta. Hingga saat ini Kampoeng Steak sudah memiliki sekitar 11 cabang yang terletak di beberapa pulau Jawa seperti Surabaya, Gresik, Sidoarjo dan Jakarta.
Kendala dan Pemasaran Usaha
Dalam menjalankan usaha waralaba ini, pihak Kampoeng Steak mempromosikan usahanya dengan berbagai cara. Mulai dari penawaran langsung yaitu dengan menyebarkan brosur dan lain sebagainya. Hingga menawarkan berbagai promo menarik setiap bulannya.
Sedangkna untuk kendala, Pujianto mengaku hampir tidak ada kendala dalam usaha ini. Termasuk ketika ditanya mengenai persaingan usaha. Karena memang dengan mengandalkan kualitas rasa dan harga yang terjangkau serta berbagai pengembangan dalam menu, manajemen Kampoeng Steak optimis pasar dari usahanya tidak akan beralih ke usaha lain.
Info lebih lanjut mengenai peluang usaha waralaba kuliner steak ini, hubungi :
Pusat Kampoeng Steak
Jalan Nginden Raya No.30A Surabaya, Jawa Timur
Telp : 031-5968163/08174131787
Baca juga:
- Pola Kerjasama dan Sistem Usaha Franchise Makanan dan Minuman
- 20 Direktori Peluang Usaha Waralaba Steak Yang Menguntungkan
- Modal Rp 10 Juta Bisa Buka Usaha Waralaba Qobong Steak ~ Omset Rp 15 Juta/Bulan, 3 Bulan Balik Modal
- Usaha Waralaba Red Grill Steak ~ 3 Tahun Sudah Punya 70 Cabang, Investasi Rp 59 Juta – Rp 209 jutaEdo Widodo, Pemilik Papatons Steak ~ Miliki 40 Mitra Dengan Omset Rp 75-100 Juta/Bulan