Dalam dunia usaha atau bisnis, kehadiran pesaing sering kali menguntungkan, namun juga bisa merugikan. Pesaing akan menguntungkan kalau kedatangannya membuat pasar di wilayah penjualan kita bisa menjadi besar. Ini artinya, dengan berkumpulnya pesaing, area kita menjadi pusat atau sentra bisnis tertentu sehingga menjadi rujukan para konsumen untuk datang. Istilahnya magnet, menarik para pengunjungnya semakin kuat. Contohnya kalau kita jalan-jalan di Roxy, Jakarta Barat, di pusat perbelanjaan tersebut banyak pelaku yang menawarkan produk gadget seperti handphone, kamera dan lain-lain. Meski bersaing, namun pasar elektronik terlengkap di Jakarta tersebut bisa menjadi besar.
Sebaliknya, pesaing bisa merugikan apabila kehadirannya banyak merugikan pembeli kita. Sejatinya, kasus merebut merebut pelanggan dengan harga murah adalah jamak dilakukan pesaing. Contohnya adalah saat bisnis penjualan sepatu kulit buatan daerah, pesaing baru sering menurunkan harga jual mulai dari Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu yang pada akhirnya justru tidak menguntungkan pebisnis penjualan sepatu ini.
Cara Menyikapi Persaingan Harga
Nah, berkaitan dengan hal di atas, bagaimana kita harus menyikapinya? Kita harus memahami bahwa persaingan di dunia bisnis memang hal yang wajar, atau bisa dikatakan di mana ada gula di sana ada semut. Begita bisnis kita laris, pesaing baru siap masuk. Nah, bagaima cara menghadapi terjadinya persaingan atau perang harga? Yang paling dini, kalau masih mungkin bisa lakukan pendekatan persahabatan terlebih dahulu. Artinya, kita mencoba melakukan komunikasi dengan pemilik atau pesaing tersebut. Awali dengan obrolan santai dan akrab baru menyinggung tentang harga dia. Tujuan komunikasi ini sebenarnya adalah menyadarkan pesaing kalau perang harga, ujung-ujungnya bisa saling merugikan. Sampaikan kalau harga yang dia tawarkan bisa merusak pasar dan berujung perang harga. Ini tentu merugikan kita semua. Itulah sebabnya sering kali dibentuk asosiasi atau perkumpulan untuk mengatasi persaingan yang tidak sehat antara pemain yang ada.
Kalau alternatif pertama ini tidak bisa dijalankan atau tidak efektif, maka kita bisa lakukan alternatif lain. Namun, yang perlu dilakukan adalah melakukan penyelidikan dulu apakah yang membuat pesaing baru ini membanderol harga yang lebih murah. Apakah dia memakai bahan dengan kualitas bahan yang lebih rendah? Apakah dia memangkas keuntungan sehingga untungnya tipis? Selanjutnya kita bandingkan dengan tawaran kita. Apakah ada keunggulan dari bahan, cara membuat atau layanan bisnis kita? Galilah apa nilai lebih atau keunggulan produk kita bagi konsumen? Atau memang kita terlalu tinggi mengambil keuntungan selama ini? Tujuan kita mengetahui ini adalah untuk merespon taktik harga murahnya. Kalau harga kita kemahalan dengan kualitas yang sama dengan pesaing, ini perlu upaya meninjau harga jual yang kita terapkan selama ini. Namun, kalau harga kita lebih mahal, karena kualitas kita lebih bagus, harga mahal kita masih rasional.
Nah, sekarang apa saja respons yang bisa kita lakukan? Kalau pesaing tadi menggunakan bahan dengan kualitas yang lebih buruk, kita bisa tonjolkan kalau harga kita lebih mahal karena kita menekankan kualitas yang tinggi. Ingat, pembeli sebenarnya tidak mencari harga yang murah, tetapi kualitas yang tinggi. Misalnya keawetan bahan baku yang dipakai, bahan yang tahan cuaca, tidak luntur warnanya, dan lain-lain. Kita bisa memasang sepanduk yang mengatakan kalau kita tidak asal jual murah, tetapi lebih menekankan kualitas.
Baca juga: Kriteria / Ciri-ciri Produk yang Handal dan Disukai Konsumen
Taktik merespons lain yang efektif adalah membiarkan pelanggan yang memilih, artinya kita tidak mau kalah dengan tawaran pesaing. Kita tawarkan jenis barang yang beraneka ragam kualitasnya dari yang paling murah sampai ke yang paling bagus. Kita bisa pasang spanduk yang mengatakan tawaran harga murah sampai berkualitas. Intinya kita memberikan pilihan kepada konsumen. Biarlah mereka yang menyadari dan memilihnya.
Dengan cara ini, kita bisa mengedukasi pelanggan, kalau harga murah, kualitasnya juga buruk. Biasanya pelanggan menjadi sadar. Namun seandainya pelanggan mau barang dengan harga yang murah tadi, kita tetap menyediakannya walaupun dengan keuntungan yang sangat tipis.
Jadi kuncinya, dalam menghadapi persaingan harga, kita bandingkan apakah tawaran kita ada nilai lebihnya dengan pesaing baru tadi dari segi kualitas bahan, layanan, merek, dan lain-lain. Kalau tidak ada, kita tawarkan versi yang lebih rendah untuk mengimbangi pesaing tersebut. Lalu, kita geser supaya konsumen sadar untuk membeli barang dengan kualitas yang lebih bagus. Silakan mencoba alternatif di atas and semoga sukses dalam berbisnis.
Baca juga: Usaha Waralaba, Bisnis Yang Tepat Saat Krisis Ekonomi