Pada dasarnya inti dari menjalankan usaha adalah mendapatkan untung yang besar dan modal yang telah dikeluarkan kembali dalam waktu singkat. Dalam konsep usaha waralaba, memang telah diberikan perkiraan kapan balik modal baik itu BEP (titip inpas) maupun ROI (balik modal) di mana disebutkan kisaran omset yang harus dicapai agar bisa sesuai dengan perkiraan tersebut. Namun dalam prakteknya hal tersebut hanya dapat diterapkan sekitar 70-80% saja, karena kenyataan yang ada di lapangan sedikit berbeda dengan teori yang dijelaskan Pewaralaba.
Dalam menjalankan usaha dengan sistem waralaba, sudah dijelaskan cara menjalankan bisnis melalui training yang diberikan oleh Pewaralaba. Di samping itu, juga ada beberapa Pewaralaba yang memang memberikan support penuh kepada Mitranya dalam bentuk promosi melalui iklan baik di media masa dan juga sarana lain yang dimaksudkan agar gerai yang dimiliki Mitra bisa dikenal oleh masyarakat. Selain itu keuntungan bergabung dalam usaha dengan sistem waralaba adalah memiliki sistem manajemen yang sudah tertata dan sudah teruji karena memang syarat untuk mewaralabakan suatu usaha adalah usaha tersebut sudah berjalan paling tidak tiga tahun.
Karena sistem yang dibutuhkan sudah dipahami, tinggal bagaimana caranya agar bisa memiliki omset yang bagus dalam menjalankan usaha waralaba. Dalam hal ini terdapat dua cara, yaitu:
1. Sistem pemasaran yang lebih intensif sesuai dengan standar operasional (SOP) dari pihak Pusat
Saat ini sedang dikenal istilah gerilya marketing, di mana untuk memasarkan produk dari waralaba tersebut, mengambil langkah yang sedikit berbeda dari yang diterapkan Pewaralaba yakni dengan memiliki tim marketing bayangan dengan sistem jaringan. Hanya saja yang dilakukan ini tidak memberikan efek yang negatif untuk perkembangan usaha, melainkan bisa memberikan nilai lebih tanpa perlu konfirmasi dengan Pewaralaba.
2. Optimalisasi biaya operasional
Yang dimaksudkan dalam hal ini adalan bagaimana penggunaan dana agar lebih efektif namun efisien, jangan sampai ada kebocoran dana. Misalkan, waralaba makanan pasti membeli bahan baku langsung ke Pewaralaba, apabila bahan baku tersebut untuk membuat produk yang kurang diminati oleh pasar maka jangan membeli dalam jumlah besar. Begitu juga dengan mesin, daya tahan mesin sudah ada takarannya, jika dalam setahun masih bisa bekerja maksimal, tidak perlu membeli mesin meskipun untuk cadangan bila sewaktu-waktu rusak.
Perhatikan jumlah karyawan, apakah sesuai dengan pendapatan yang dicapai atau tidak. Jangan gunakan shift yang berlebihan karena secara otomatis jika jumlah shift bertambah maka jumlah karyawan juga akan bertambah menyesuaikan dengan jumlah shift yang dirancang. Perhitungkan dana seefisien mungkin, untuk enam bulan pertama keuntungan bersih yang didapat, dalam hal ini sudah lepas dari semua biaya operasional serta pembayaran royalty, sisihkan sebanyak 10-20% dana keuntungan bersih yang didapat dalam bentuk uang tunai dan secara bertahap dengan berkembangnya jumlah pelanggan, tingkatkan besaran dana yang disisihkan. Sebab di kemudian hari, saat ada risiko yang timbul atau perubahan kebijakan dari Pewaralaba yang mengharuskan pengeluaran dana tidak terduga maka sudah siap menghadapi hal tersebut.
Dengan adanya perencanaan yang matang di atas diharapkan usaha waralaba Anda akan semakin berkembang dan tentu balik modal usaha akan semakin cepat. Selamat mencoba dan semoga sukses!!
Baca juga: