Pengalaman menjalankan usaha fried chicken selama 10 tahun membuat Gatot Sutoto mengerti benar keinginan masyarakat pada produk kuliner cepat saji. Karena itu, dengan berbagai kreativitas yang dimilikinya Gatot mulai melirik usaha steak sebagai usaha barunya. Mengandalkan kualitas rasa dan varian menu steak dengan cita rasa nusantara membuat Red Grill Steak yang dirintis sejak 2012 itu mendapatkan respons yang baik dari masyarakat. Seperti apa usaha yang kini sudah memiliki lebih dari 70 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia ini?
Awal Usaha Waralaba Red Grill
Bagi sebagian orang, steak dianggap sebagai makanan kelas atas yang berharga mahal. Namun di tangan Gatot Sutoto, menu berbahan dasar daging sapi dan ayam ini disulap menjadi menu kaki lima yang berharga murah namun tidak meninggalkan cita rasa steak yang otentik.
Bisa dibilang, pengalaman pria yang akrab disapa Gatot di usaha resto cepat saji tidak diragukan lagi. Setelah sukses dengan usaha fried chicken selama sekitar 10 tahun, Gatot mulai melebarkan sayap usahanya di usaha steak di tahun 2012. Dengan berbagai kelebihan yang dimiliki dalam hal varian rasa membuat Red Grill Steak mendapatkan sambutan baik dari konsumen pecinta kuliner.
Cita Rasa Nusantara
Gatot menawarkan beragam menu steak yang tak kalah menariknya dengan menu-menu steak yang ada di pasaran, mulai dari Chicken Steak, Crispy Chicken Steak, Cheese Chicken Steak, Tanderloin Steak, Beef Burger dan lain sebagainya. Tak cuma itu, untuk memberikan pilihan, Gatot juga membuat steak dengan cita rasa nusantara, seperti Beef dan Chicken Steak dengan rasa Rendang dan Kare.
Untuk harga Gatot memberikan harga yang terjangkau bagi semua kalangan mulai dari Rp 25 ribu hingga 50 ribu per porsinya. Walaupun murah, namun rasa steak yang ditawarkan tidak kalah dengan steak yang dijual di resto ternama maupun hotel bintang lima.
Tak Cuma murah, seiring meningkatnya kesadaran masyarakat mengonsumsi makanan sehar, Red Grill Steak mencoba menghadirkan menu masakan Steak Ayam dan Sapi yang lebih sehat seperti untuk Steak Ayam menggunakan ayam potong organik. Untuk itu, Gatot bekerja sama dengan beberapa peternak ayam broiler di Bogor yang menerapkan sistem probio chicken untuk menghasilkan ayam yang bebas antibiotik, bahan kimia, dan rendah lemak sehingga lebih sehat dan aman dikonsumsi. Bukan hanya itu, sistem pemotongan dan dibersihkan secara manual, sehingga dipastikan halal dan menghilangkan lemak-lemak yang menempel pada bagian luar daging yang tidak bisa dilakukan oleh mesin. Sedangkan untuk proses penggorengan digunakan semi vacuum frying sehingga menghasilkan ayam goreng yang kering dan bebas minyak. Selain menggunakan ayam organic, bumbu steak yang digunakan oleh Red Grill ini bebas MSG, sehingga sangat aman dikonsumsi anak-anak ataupun mereka yang alergi terhadap penyedap.
Selain menyediakan menu steak ayam dan sapi, café dengan interior merah dan kuning ini juga menyediakan varian menu sentuhan eropa dan timur tengah berpadu dengan racikan khas Indonesia. Seperti Nasi Goreng, Nasi Kebuli, Hotplate, dan menu-menu berselera lainnya. Untuk minuman Anda bisa memesan aneka Choco Blend, Smoothies Blend dan macam-macam fresh juice.
Modal Usaha Waralaba Red Grill
Gatot menjelaskan, usaha waralaba Red Grill tidak memungut franchise dan royalty fee. Ada beberapa paket kemitraan yang ditawarkan, yaitu Paket Counter Standard dengan investasi Rp 59 juta, Food Court Rp 89 juta, Mini Café Rp 129 juta, Medium Café Rp 159 juta, dan Large Café Rp 209 juta untuk kontrak kerja sama selama 5 tahun.
Semua paket di atas, belum termasuk sewa tempat dan interior. Dengan nilai inestasi tersebut Terwaralaba (Mitra) akan mendapatkan berbagai jenis peralatan seperti kulkas, freezer, kompor high pressure dan kompor double, penggorengan dan paket training lengkap selama 1 minggu mengenai product knowledge, proses pengolahan dan penyajian, customer service, pembukuan dan administrasi, pemasaran dan efisiansi serta perlengkapan promosi seperti seragam, brosur, banner, neon box dan stok awal bahan baku. Khusus Paket Café, Terwaralaba juga akan mendapatkan etalase.
Pembayaran investasi bisa dilakukan dalam dua tahap, yaitu saat tanda tangan kontrak sebesar 70% dan sisanya dapat dilunasi ketika peralatan dan perlengkapan siap dikirim. Selama kerja sama berlangsung Terwaralaba diwajibkan membeli bahan baku dari pihak Pewaralaba yang telah dibumbui dan dikemas frozen (beku) serta tersedia di 50 master franchise yang tersebar di beberapa kota besar. Dengan demikian karyawan di gerai Terwaralaba tinggal menggoreng saja. Sementara itu, untuk bahan pelengkap seperti saus minyak goreng serta sayuran bisa dibeli di wilayah Terwaralaba.
Dari investasi tersebut diperkirakan Terwaralaba bisa balik modal dalam waktu 10-17 bulan dengan asumsi penjualan untuk Counter Standard sebanyak 30-60 porsi/hari, dan untuk Café minimal penjualan 60-100 porsi. Sehingga asumsi pendapatan Counter Standard sebesar Rp 400 ribu/hari atau Rp 12 juta sebulan. Dengan begitu jika dikurangi biaya operasional seperti gaji pegawai, sewa tempat, listrikk, dan promosi, maka keuntungan bersih yang diperoleh mitra sebesar Rp 3,5 juta per bulan. Saat ini Red Grill sudah memiliki 70 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.
Promosi Usaha
Pertama kali memperkenalkan usahanya, Gatot mengaku tak terlalu gencar berpromosi. Hanya saja sejak diwaralabakan ia pernah mengikuti ajang pameran yang menarik banyak minat calon Terwaralaba. Sementara itu, guna mempromosikan gerai Terwaralaba, pihak Pewaralaba penyebaran brosur secara rutin dan membuat program promosi seperti pemberian voucher untk acara-acara khusus, kegiatan sosial atau acara-acara khusus, kegiatan sosial atau acara-acara di sekolah serta penyebaran informasi melalui media internet guna mendongkrak penjualan.
Selain itu, mengingat segmen yang disasar adalah kelas menengah ke bawah, khususnya anak muda, maka dalam pemilihan lokasi, Gatot menekankkan memilih tempat seperti sekoolah, kampus, dan mal dengan intensitas pengunjung anak muda. Lebih lanjut dikatakan Gatot Red Grill berupaya selalu menjaga kualitas produk, pelayanan, dan harga yang terjangkau, sehingga di mana pun gerai Red Grill beridiri, pelanggan akan tetap mencari.
Kendala dan Risiko Usaha
Keseragaman kualitas sangat berpengaruh akan kelangsungan usaha khususnya makanan. Diakui Gatot, tidak mudah menjaga keseragaman kualitas. Dibutuhkan SDM yang memiliki keahlian, loyal, semangat untuk maju dan menerapkan standar yang telah ditentukan. Untuk itu pelatihan bagi karyawan di semua gerai diberikan secara berkala selama masa kerja sama berlangsung.
Tak Cuma di keseragaman kualitas kendala lain yang saat ini kerap menghantui Gatot dalam menjalankan usahanya ini terjadi pula pada tidak menentunya harga ayam dan daging sapi di pasaran. Dengan harga yang tidak menentu tersebut Gatot mengaku hampir mau menghapus menu steak tersebut dari daftar menunya, adapun alasannya selain karena tidak bisa menaikan harga semena-mena, kelangkaan bahan baku di pasaran menjadi alasan lainnya.
Sementara risiko terbesar menurut Gatot adalah kerugian. Kemungkinan balik modal bisa saja meleset dari target atau malah tak mampu kembali sama sekali. Hal ini karena persaingan usaha makanan cepat saji saat ini sangat ketat. Oleh karena itu, Red Grill menekankan agar Terwaralaba fokus dan total dalam mengelola usahanya serta menerapkan manajemen dan standard operating procedure (SOP) serta pelayanan yang telah ditentukan.
Info lebih lanjut mengenai peluang usaha waralaba kuliner ini, hubungi :
Red Grill
Jl. Unta Raya No. 9 Gapura Menteng, Bintaro
Telp : 0217373413
Fax : 0217355706
Website : www.redcrispy.net
Email : global@redcrispy.net
Baca juga:
- Pola Kerjasama dan Sistem Usaha Franchise Makanan dan Minuman
- 20 Direktori Peluang Usaha Waralaba Steak Yang Menguntungkan
- Usaha Waralaba Kampoeng Steak ~ Raup Omset Minimal Rp 105 Juta per Bulan
- Edo Widodo, Pemilik Papatons Steak ~ Miliki 40 Mitra Dengan Omset Rp 75-100 Juta/Bulan
- Peluang Bisnis Waralaba: Usaha Mie Ayam dan Bakso Semakit Hot