Salah satu pendukung kelancaraan bisnis adalah cashflow yang lancar. Itulah kenapa para pengusaha punya jargon “cash is the king”. Maka ketika cash in tidak lancar, maka proses bisnis pun menjadi terganggu seperti pembelian inventory atau untuk membayar biaya-biaya lainnya.
Ketika terjadi kemacetan piutang, perhatikan apa yang menjadi penyebab piutang macet. Apakah karena faktor moral si penghutang yang memang tidak memiliki itikad baik untuk membayar? Apakah karena bisnisnya yang sedang turun sedangkan mereka bisa Anda percaya?Atau cuma karena faktor teknis seperti metode penagihan yang kurang bersahabat dengan kondisi cashflow mereka.
Tips Cara Mengatasi Piutang Macet
Jika yang menjadi masalah piutang macet adalah faktor moral penghutang, maka tidak ada jalan lain kecuali dengan melalui jalur hukum. Tidak harus ke pengadilan, tapi bisa melalui bantuan mediasi dari konsultan hukum. Jangan harap ada uang kembali dengan cepat, karena proses ini akan memakan waktu panjang. Jika penghutang memiliki itikad baik untuk membayar, namun mengalami masalah dengan kondisi keuangannya sendiri, kita bisa tawarkan keringanan seperti pembayaran bisa dicicil, atau penyitaan aset lain. Jika kita menjadi supplier utama bagi pelanggan tersebut, tidak ada salahnya sedikit “mengancam” untuk mengatasi pembelian sehingga pelanggan tadi benar-benar serius untuk melakukan negosiasi.
Tapi jika kita nilai bahwa moralnya baik, tapi bisnisnya yang sedang turun padahal memiliki potensi yang besar, tidak ada salahnya untuk menawari hutang yang lebih besar untuk membeli barang kita. Karena bisa jadi bisnisnya akan terbantu dengan pasokan barang dari kita, dan piutang kita pun menjadi lebih lancer. Cara terakhir tadi, diberikan khusus hanya kalau penghutang bisa dipercaya dan bisnisnya sedang turun karena faktor eksternal. Intinya adalah melakukan negosiasi agar uang kita bisa kembali, seluruhnya atau sebagian, bisnis berlanjut ataupun tidak.
Lalu bagaimana dengan pembelian kembali barang dagangan kita dari supplier yang juga membutuhkan bayaran? Jika memiliki jaminan dari pelanggan kita, kita bisa negosiasi dengah pihak supplier untuk memperpanjang periode penagihan. Kalau hutang piutang dengan pelanggan dilakukan dengan adanya legalitas yang kuat dan didukung dengan jaminan, ada alternatif lain yaitu dengan cara “menjual” piutang tadi pada lembaga keuangan seperti bank.
Pilihan lain bisa juga dengan mencari hutang yang sifatnya fleksibel, misalnya dengan pinjaman rekening koran. Pinjaman rekening koran cocok sekali untuk mengatasi kondisi arus kas yang mengalami selisih pembayaran dalam hitungan beberapa hari saja. Misalnya jika pelanggan baru bisa membayar tanggal 10, sedangkan kita sudah harus membayar pada tanggal 5, kita bisa gunakan rekening koran untuk membayar supplier dan membayarnya kembali pada tanggal 10.
Langkah selanjutnya adalah mengevaluasi hubungan bisnis dengan pelanggan yang menunggak pembayaran piutang. Apakah dengan membatasi jumlah maksimal pembelian secara kredit, atau menaikkan harga/mengurangi rabat khusus untuk pelanggan yang memiliki track record pembayaran yang kurang baik. Kalau memang perlu, pelanggan yang memiliki pembayaran yang baik diberikan reward berupa penambahan rabat atau diskon.
Baca juga: Persiapan Menghadapi Berbagai Situasi dan Kondisi Dalam Menjalankan Usaha