Jika ingin berniaga lintas negara, pebisnis harus paham instrumen pembayaran internasional. Saat ini, ada empat metode pembayaran yang lazim digunakan dalam perdagangan internasional. Metode yang disukai penjual, belum tentu akan dipilih oleh pembeli.
Apakah Anda ingin memperluas bisnis keluar negeri? Jangan terburu pesimistis menjawab tidak pada pertanyaan di atas. Di era internet, perdagangan internasional pun dapat dilakukan pedagang kelas rumahan. Pemberlakuan pasar bebas kian memperbesar peluang usaha kecil dan menengah untuk menembus pasar luar negeri.
Memang, untuk bisa merambah pasar di luar negeri, pebisnis perlu usaha ekstra. Dalam urusan administrasi dan keuangan, memasuki pasar luar negeri berarti harus mengenal metode pembayaran yang baru. Sistem yang memungkinkan Anda bisa menerima hasil penjualan dari pembeli yang berada di luar negeri.
Metode Pembayaran Perdagangan International (Ekspor Impor)
Saat ini, ada empat bentuk utama metode pembayaran dalam perdagangan internasional. Masing-masing adalah advance payment, open account, documentary collection dan letter of credit alias L/C. Tentu, tidak ada satu metode pembayaran paling ideal untuk semua pebisnis. Yang ada adalah sistem pembayaran yang paling cocok setelah menimbang risiko, biaya dan situasi bisnis.
Ambil contoh, advance payment. Bagi eksportir atau penjual, mungkin metode pembayaran ini yang paling ideal karena risikonya paling rendah. Tapi metode ini juga yang akan menghambat niatnya memperluas pasar mengingat pembeli pasti enggan membayar dimuka.
Demikian juga L/C yang selama ini dikenal sebagai instrumen perdagangan internasional yang paling modern. L/C juga punya kekurangan, yaitu biaya dan proses yang rumit. Bahkan, disini L/C tidak populer. “Transaksi dengan L/C cuma 10% dari seluruh nilai perdagangan internasional,” ujar Santi Setiastuti, Kepala Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementrian Perdagangan.
Berikut penjelasan dari masing-masing metode pembayaran dalam perdangan internasional, berikut kelebihan dan kelemahannya.
1. Advance Payment
Penjual yang baru pertama menjejakkan kaki di pasar luar negeri kemungkinan akan menawarkan advance payment sebagai cara pembayaran. Maklumlah, ini metoda pembayaran paling sederhana dan paling kecil risikonya bagi eksportir. Seperti namanya, metode ini mengharuskan pembeli melunasi belanjanya, baru barang dikirim.
Jalur yang dipakai pembeli untuk mentransfer uang ke penjual bisa berupa kartu kredit, transfer antar rekening, atau menggunakan sistem paypal.
Bagi pembeli, metode ini punya risiko tinggi. Karena itu, jika serius memperbesar pasar di luar negeri, ada baiknya menawarkan metode pembayaran selain advance payment.
2. Open Account
Dalam open account, penjual akan mengirimkan barang terlebih dahulu. Nah, si pembeli wajib mentransfer dananya dalam waktu yang telah disepakati. Saat pembeli membayar bisa segera setelah penjual mengirimkan bukti pengiriman.
Bagi penjual, model ini memang berisiko. Cara ini biasa dipilih oleh penjual, jika ingin bertransaksi dengan pembeli yang telah ia kenal. Kelebihan lain open account adalah prosesnya yang mudah dan biayanya yang terjangkau.
Feronica Christiani yang menjual aksesori laptop menawarkan open account bagi pembelinya. Fero, nama panggilan dari pemilik toko online Nalonimitoni ini, memilih metode itu karena sudah mengenal para pembelinya, yaitu warga Indonesia yang sedang mukim di negeri lain. “Pembeli langsung transfer ke rekening saya, bank akan otomatis mengonversi ke rupiah,” tutur Fero.
3. Documentary Collection (D/C)
Dalam metode pembayaran ini, masing-masing bank dari pembeli dan penjual terlibat. Peranan bank, baik remitting bank, yang mewakili eksportir, maupun bank importir, collecting bank, adalah melakukan pertukaran dokumen dan mengalirkan dana hasil penjualan.
Metode ini menggunakan wesel. Ada dua jenis wesel yang umum digunakan. Pertama, mengharuskan pembeli membayar di saat menerima dokumen. Kedua, mengharuskan importir membayar pada tanggal tertentu.
Karena peran bank yang terbatas, D/C cocok bagi mereka yang bertransaksi dengan nilai besar dan sudah saling mengenal. Dalam metode ini, bank hanya menjadi perantara.
4. Letter of Credit
Inilah alat pembayaran perdagangan internasional yang dinilai paling aman. Cara kerja sistem ini melibatkan sebuah bank, yang memberikan jaminan bahwa si pembeli akan melakukan pelunasan, selama seluruh syarat perdagangan dipenuhi oleh pihak penjual.
Peran bank sebagai penjamin itu yang membedakan L/C dengan D/C. Itu sebabnya, biaya L/C pun lebih mahal dibandingkan dengan D/C. “Tidak ada nilai transaksi minimal untuk L/C. Semua bergantung pada kebutuhan nasabah,” ujar Cera Wirastuti, VP Transaction Banking Product Development Group Bank Mandiri. Namun sebelum menerbitkan L/C bagi seorang importir, bank melakukan analisis risiko, yang mirip dengan analisis saat menyalurkan kredit.
Demikian informasi “4 Metode Pembayaran Dalam Perdagangan Internasional (Ekspor Impor) Serta Keunggulan & Kelemahannya”, semoga bermanfaat dan sukses selalu dalam bisnis Anda.
Baca juga:
- Aturan Kegiatan Ekspor Impor Yang Perlu Dipahami Pelaku Usaha di Indonesia
- Persiapan Apakah yang Diperlukan Importir Dalam Melaksanakan Impor?
- Langkah-langkah Persiapan Agar Produk Sukses Menembus Pasar Ekspor
- Mengenal Seluk-Beluk Pengiriman Barang Untuk Ekspor dan Impor Barang
- Usaha Ekspor-Impor Dengan Memanfaatkan E-Commerce (Marketplace)