Usaha Camilan Peyek Kepiting dari Filsa Budi Ambia ~ Omset Ratusan Juta per Bulan

Dimana ada kemauan disitu ada jalan.  Pepatah yang sangat pas menggambarkan perjalanan usaha seorang Filsa Budi Ambia.  Sempat gagal diberbagai usaha, Filsa akhirnya sukses lewat usaha camilan kreatif peyek kepiting.  Dengan brand Kampoeng Timoer, Filsa memproduksi 1.000 peyek/hari yang dipasarkan ke jaringan ritel ternama seperti Hypermart, Giant, dan Carrefour Kaltim.  Seperti apa perjalanan usaha camilan peyek kepiting dengan omset ratusan juta per bulan ini?

Awal Usaha Camilan Peyek Kepiting “Kampoeng Timoer”

Peyek, siapa yang tidak mengenal kudapan tradisional satu ini.  Pasalnya peyek sangat mudah ditemui hamper disetiap daerah di Indonesia.  Namun siapa sangka jika camilan yang sudah sangat merakyat ini mampu mendatangkan pundi-pundi keuntungan hingga ratusan juta lewat tangan kreatif Filsa Budi Ambia yang menciptakan varian peyek kepiting dengan merek dagang Kampoeng Timoer.

Dikatakan Filsa ide untuk membuat peyek kepiting lantaran melihat Balikpapan yang terkenal akan hasil lautnya terutama kepiting untuk diekspor ke luar negeri.  Sayang tidak semua kepiting lolos quality control untuk diekspor seperti jumlah capit dan kaki yang kurang.  Hal tersebut tentu membingungkan para peternak kepiting mau dijual kemana kepiting rijek tersebut.  “Dari situ saya berpikir untuk mengolah kepiting rijek tersebut menjadi olahan kepiting kering berupa camilan yang tahan lama, “ ujarnya.

Untuk mendirikan Kampoeng Timoer pada 2013, Filsa mengaku harus merelakan cincin kawin yang dijual seharga Rp 100 ribu sebagai modal untuk memproduksi peyek kepiting Kampoeng Timoer.  Uang tersebut Filsa gunakan untuk mmbeli bahan baku tepung bumbu dan daging kepiting, sedangkan untuk produksi Filsa memanfaatkan peralatan masak yang ada dirumah dan menghasilkan 20 pcs peyek kepiting.  “Saat itu saya benar-benar tidak punya modal lagi,” terangnya.

Oleh Filsa peyek kepiting tersebut di-packing semenarik mungkin dan dijual ke teman-temannya.  Diluar dugaan, peyek kepiting buatannya banyak disukai oleh teman-temannya, dan pesanan mulai banyak berdatangan.  Kini Filsa mengaku mampu memproduksi sekitar 1000pcs peyek kepiting Kampoeng Timoer dalam sehari dengan omset mencapai ratusan juta per bulan.

Usaha Camilan Peyek Kepiting dari Filsa Budi Ambia ~ Omset Ratusan Juta per Bulan

Kampoeng Timoer Tawarkan Banyak Varian Rasa

Jika biasanya peyek diberikan isian berupa kacang, ikan teri, atau udang, maka lain halnya dengan Kampoeng Timoer yang menawarkan peyek kepiting.  Sebagai orang asli Purwokerto, tentu tidak sulit bagi Filsa untuk mempelajari cara membuat peyek.  Meski begitu Filsa mengaku butuh waktu 3 bulan untuk uji coba resep semapi mendapatkan komposisi yang pas.

Menurut Filsa sebenarnya komposisi bumbu Kampoeng Timoer hampir sama dengan peyek kacang yang dijual di pasar-pasar tradisional di Pulau Jawa.  Hanya saja Filsa memperkuat lagi bumbunya sehingga rasanya menjadi lebih enak.  Untuk isian Filsa menggunakan daging kepiting rajungan yang dikukus terlebih dulu sebelum diambil bagian dagingnya saja.  “Sedangkan kulitnya saya kirim ke Jawa sebagai pakan ternak, “ ujarnya.

Tidak seperti peyek pada umumnya yang memiliki ukuran besar-besar, Filsa sengaja menyesuaikan ukurannya menjadi seukuran snack agar dapat dinikmati kapanpun dan dimanapun.  Selain itu Filsa juga menggunakan kemasan dari karton dan aluminium foil food grade, yang menjadikan peyek kepiting Kampoeng Timoer mampu bertahan hingga 5 bulan.  “Biasanya kepiting diolah menjadi makanan berat yang masa kaduluarsanya singkat.  Jika kita bisa memproduksi olahan kepiting yang tahan lama tentu peluangnya akan sangat besar sekali,” terangnya.

Kampoeng Timoer menawarkan peyek kepiting dengan berbagai varian rasa Kepiting Original, Kepiting Lada Hitam, dan Kepiting Pedas dengan 2 macam ukuran yaitu kemasan 40 gram dan 85 gram.  Harga yang ditawarkan juga sangat terjangkau yaitu mulai dari Rp15-27 ribu/pcs tergantung pilihan rasa dan ukuran yang diinginkan.

Pernah Bangkrut

Sebelum sukses mengembangkan Kampoeng Timoer seperti sekarang ini, Filsa pernah mengalami kebangkrutan didunia usaha, tidak hanya sekali melainkan berkali-kali.  Usaha Peyek sendiri bukan barang baru bagi Filsa, pasalnya Filsa sempat menjual Peyek Kacang namun kurang mendapat respons dari masyarakat.

Sebelumnya Filsa juga pernah menggeluti usaha kuliner dengan membuka usaha Ayam Goreng, sayang usahanya tersebut tidak seperti yang diharapkan sehingga harus berujung pada kebangkrutan.  Filsa juga sempat mencoba peruntungannya diusaha Martabak Mini yang lagi-lagi harus bangkrut.

Bahkan Filsa juga pernah menjadi korban penipuan investasi bodong sebesar Rp125 juta serta meninggalkan hutang yang cukup banyak.  Pada saat itu Filsa mengaku telah memiliki seorang anak.  “Anak saya menangis minta susu, disitulah titik balik saya sadar.  Akhirnya saya jual cincin kawin saya untuk membeli susu dan kebutuhan hidup lainnya, sisa uang Rp 100ribu saya gunakan untuk usaha Peyek Kepiting,” kisahnya.

Syarat Menjadi Agen Kampoeng Timoer

Banyaknya permintaan dari berbagai daerah membuat Filsa tertarik untuk mengembangkan usahanya lewat system keawwgenan sejak 2014.  Ada dua pilihan kerjasama yang ditawarkan Kampoeng Timoer yaitu Distributor dan Reseller.

Menurut Filsa syarat untuk menjadi Distributor minimal sudah memiliki jaringan distribusi ritel dan harus berbadan hukum, selanjutnya Distributor akan mendapatkan diskon 30% dari harga jual sedangkan Reseller mendapatkan diskon sebesar 15%.

Distributor juga memiliki proteksi wilayah dan hak untuk mengembangkan keagenan dikotanya.  Yang menarik Distributor mendapatkan kempensasi return sebesar 5% dan ongkos kirim ditanggung pihak Kampoeng Timoer.  Kini Kampoeng timoer telah memiliki puluhan Distributor dan ratusan Reseller yang tersebar hampir di seluruh kota di Indonesia.  “Distributor dan agen bebas menentukan harga jual sesuai dengan daya beli di lokasinya, saya hanya memberikan patokannya saja,” ujarnya.

Kendala dan Promosi Usaha

Selama menjalani usaha Kampoeng Timoer, Filsa mengaku tidak ada kendala yang berarti.  Hanya saja Filsa mengeluhkan mahalnya biaya pengiriman, sedangkan untuk stock bahan baku kepiting relative tidak ada masalah.  Agar Kampoeng Timoer semakin dikenal masyarakat, Filsa gencar melakukan promosi seperti liputan dimedia cetak, radio, televisi, membuat website, dan aktif di media sosial.

Info lebih lanjut mengenai usaha camilan peyek ini, hubungi:

Kampoeng Timoer
Jl. Strat Dua No:17 Balikpapan
Kalimantan Timur
Telp: 089666677721
Website:  www.kampoengtimoer.co.id

Baca juga:

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.