Niat baik membudayakan minum susu di masyarakat mengantarkan Triyono terjun ke usaha kedai susu. Dengan berbagai produk susu segar aneka rasa dan susu pasteurisasi membuat usaha yang dijalankan pria yang akrab disapa Tama ini mendapat respons positif dari masyarakat. Bukan hanya itu, dengan promosi unik yaitu lomba minum susu ukuran jumbo, usaha yang diberi nama kedai Kesusu ini semakin dikenal masyarakat. Seperti usaha kedai susu beromset puluhan juta per bulan ini?
Awal Usaha Kedai Susu “Kesusu”
Melihat minimnya tingkat kesadaran masyarakat mengonsumsi susu membuat Triyono prihatin. Bukan hanya karena Indonesia merupakan salah satu negara penghasil susu terbesar di dunia, kandungan vitamin dan protein yang ada dalam susu akan sangat baik untuk menjaga kesehatan tubuh.
Terdorong dari keprihatinannya tersebut membuat pria yang akrab disapa Tama berpikir bagaimana caranya agar masyarakat Indonesia sadar pentingnya mengonsumsi susu. “Saya memutuskan untuk membuat sebuah kedai susu agar masyarakat lebih sadar dan sering mengonsumsi susu,” jelasnya.
Agar dapat diterima masyarakat serta keinginannya membangun kegemaran mengonsumsi susu bisa terlaksana, Tama mempersiapkan dengan matang berbagai keperluan usahanya. Mulai dari mencari cara mengolah susu dengan baik dan benar, hingga konsep usaha kedai jadi prioritas utama Tama sebelum memulai usaha.
Setelah siap, Tama mulai membuka usaha yang diberi nama kedai Kesusu ini pada akhir 2014. Dengan modal Rp 70 juta yang didapat dari hasil tabungannya. Modal tersebut digunakan untuk membeli berbagai peralatan usaha kedai, sewa tempat, dan juga membeli susu murni yang didapat dari koperasi peternak susu Warga Mulya di Jl. Hos Cokroaminoto No. 97 Yogyakarta.
Kedai Kesusu Gunakan Susu Murni dan Kemasan
Selain susu segar original, kedai Kesusu juga menyediakan susu dengan berbagai varian rasa seperti rasa seperti cokelat, vanila, strawberry, melon, moca dan beberapa varian rasa lainnya dengan harga Rp 5 ribu per gelas. Tak seperti pelaku usaha kedai susu lain yang menjual suasana kedai sebagai tempat hangout, kedai Kesusu sengaja dibuat sederhana dengan beberapa bangku dan meja panjang yang digunakan untuk menikmati susu sekaligus bersenda gurau. Selain susu segar, Tama juga menjual susu kemasan pasteurisasi yang dinamai susu Zupermilk. Satu cup Zupermilk dijual dengan harga Rp 2.500
Dibandingkan dengan susu segar yang hanya bisa bertahan 1 hari, susu pasteurisasi yang sudah terdaftar di Depkes Yogyakarta ini bisa bertahan hingga 15 hari bila disimpan dalam suhu dingin. “Saya membuat susu kemasan agar produk ini bisa dinikmati secara luas oleh masyarakat,” ungkap pria yang telah mengantongi berbagai izin usaha ini.
Berkat berbagai kelebihan yang ditawarkan menjadikan kedai susu sederhana ini tetap nyaman untuk tempat kongkow. Tak heran kedai Kesusu tak pernah sepi pelanggan. Hal tersebut bisa dilihat dari penjualan yang mencapai 160 liter susu per harinya dengan omset mencapai Rp 75 juta hingga Rp 85 juta per bulannya.
Cara Unik Promosikan Usaha
Selain produk berkualitas, salah satu kunci yang melambungkan usaha kedai susu milik pria kelahiran 21 Juni 1981 ini adalah promosi yang menarik. Berbagai cara promosi dilakukan Tama dalam memasarkan usahanya mulai dari menawarkan langsung pada kenalan, teman dan saudara hingga memanfaatkan media sosial yang saat ini banyak digunakan anak muda sebagai salah satu target pasar utama usaha ini. Seperti misalnya melalui twitter, facebook dan berbagai media sosial lainnya.
Selain itu, pria yang hobi travelling ini juga menggunakan cara unik untuk memperkenalkan usaha sekaligus menyosialisasikan program gemar minum susu kemasyarakat. Tama mengadakan lomba minum susu dengan gelas ukuran jumbo setiap tahun dengan berbagai hadiah menarik. Dengan cara ini banyak masyarakat yang tertarik dan semakin senang serta terbiasa mengonsumsi susu. “Untuk lomba perdana diawal 2015 berjalan dengan baik dan lancar, sehingga lomba minum susu ini bisa diteruskan di tahun-tahun berikutnya,” ungkap Tama.
Peluang Bisnis Menjadi Mitra Kedai Kesusu
Untuk memperluas pasar, Tama juga membuka kerja sama kemitraan dengan konsep agen. Dengan investasi sekitar Rp 38 juta, masyarakat bisa menjadi mitra susu pasteurisasi Zupermilk. Dari jumlah investasi tersebut agen akan mendapatkan hak usaha, peralatan pendukung usaha dan pendampingan usaha dan sesuai SOP (Standard Operating Procedure) dari usahanya. “Dengan sistem yang telah kita coba jalankan sendiri, mitra bisa balik modal dalam jangka waktu sekitar 7-8 bulan,” terang Tama.
Susu zupermilk sendiri dipasarkan dengan menggunakan konsep jemput bola menggunakan gerobak sepeda roda tiga yang didesain khusus. Dengan sistem ini diharapkan susu Zupermilk bisa lebih dikenal masyarakat secara luas. Walaupun baru, namun program kerja sama ini mendapatkan respons baik dari masyarakat, hal itu bisa dilihat dari 5 mitra yang tersebar disekitar wilayah Daerah istimewa Yogyakarta.
Kendala Usaha
Bagi Tama, kendala usaha yang dialaminya lebih pada keterbatasan modal untuk mengembangkan usaha. Karena itu tidak salah jika ia membuka sistem kerja sama dan terus mencari investor untuk mengembangkan usahanya. Sedangkan untuk ketersediaan bahan baku susu segar, Tama mengaku tidak terlalu khawatir karena di Yogyakarta dan sekitarnya banyak peternakan yang siap memasok susu segar untuk dipasarkan.
Info lebih lanjut mengenai usaha kedai susu ini, hubungi:
Triyono (Kesusu)
Jl. Hos Cokroaminoto No. 97, Yogyakarta
Tlp : 082328016326
Email: triyono.tama@yahoo.com
Baca juga:
- Modal Rp 300 Ribu, Kini Usaha Kedai Susu ini Beromset Rp 90 Juta/Bulan
- Dengan Jenis Kopi Arabica, Juliet Coffee and Kitchen Raih Omset Ratusan Juta per Bulan
- Dari Kaki Lima, Kini Usaha Kedai Susu Cammo Milk Bar Raih Omset Ratusan Juta Tiap Bulan
- Inovasi Rasa, Strategi Agar Usaha Kedai Susu Bertahan Lama
- Coffeescription, Usaha Kedai Kopi Konsep Food Truck ~ Omset 30 Juta / Bulan