Indonesia merupakan negara penghasil cocoa (biji cokelat) terbesar ke-3 di dunia. Sayang masih banyak petani cocoa di Indonesia yang mengalami kesulitan. Melihat permasalahan petani cocoa tersebut dan besarnya pasar minuman cokelat di Indonesia menarik minat Suma Pradana untuk membuka usaha minuman cokelat I Cocoa Indonesia. Bersinergi dengan petani cocoa, I Cocoa Indonesia menghadirkan minuman cokelat yang otentik. Sistem waralaba pun dipilih guna melebarkan sayap usaha I cocoa Indonesia. Seperti apa sistem kerja sama yang ditawarkan?
Awal Usaha Minuman Cokelat I Cocoa Indonesia
Cokelat merupakan salah satu komoditas yang sangat menjanjikan dan sangat prospektif jika dikelola dengan tepat. Terlebih Indonesia merupakan negara produsen cokelat terbesar ke-3 di dunia, sehingga ketersediaan bahan baku biji cocoa akan selalu terjaga. “Menariknya masih sangat jarang pelaku usaha minuman dengan spesialisasi cokelat, makanya saya tertarik untuk mematangkan sebuah konsep usaha minuman cokelat dari petani Indonesia,” ujar Suma Pradana.
Pria yang kerap disapa Suma ini mengaku mendapat ide dari perbincangannya dengan seorang rekan yang orang tuanya tergabung dalam Asosiasi Petani Kakao Indonesia. Bersama rekannya tersebut, Suma mulai melakukan trial and error mengolah cocoa sampai menjadi minuman cokelat. “Keterbatasan dana membuat uji coba memakan waktu hampir setahun, karena jika tidak ada dana maka dihentikan sampai ada dana kembali,” ujarnya.
Setelah berhasil menghasilkan racikan minuman cokelat yang pas, baru di tahun 2008 Suma membuka usaha minuman cokelat dengan merek dagang I Cocoa Indonesia. Tak tanggung-tanggung Suma langsung membuka 9 outlet serentak di beberapa kota seperti Solo, Yogyakarta, Ngawi, Magetan, Madiun, dan Ponorogo yang menghabiskan modal sebesar Rp 8-10 juta/outlet. “Kita mengusung konsep booth gerobak kaki lima dengan pemilihan lokasi yang banyak terdapat pelajar dan mahasiswa,” terangnya.
Strategi tersebut rupanya manjur, I Cocoa Indonesia cukup mendapat respons yang positif dari masyarakat, bahkan tidak sedikit yang ingin bermitra. Meski begitu Suma mengaku tidak ingin terburu-buru dan terlebih dahulu mematangkan konsep usaha, membenahi sistem management mengatur supply chain, dan mengurus perizinan seperti SIUP, TDP dan telah berada dibawah naungan CV Starup International.
Setelah semuanya rampung, baru pada Agustus 2013 Suma memberanikan diri untuk membuka kerjasama waralaba I Cocoa Indonesia. Kini I Cocoa Indonesia telah memiliki 35 cabang milik sendiri dan 261 mitra yang tersebar di Jakarta, Bekasi, Tanggerang, Depok, Cikarang, Madiun, Ponorogo, Bali, Bandar Lampung, Palembang, hingga Dumai. “Dalam waktu dekat ini kita juga akan buka di Aceh dan Mauroke,” ujarnya bersemangat.
Cita Rasa Cokelat Otentik
Dikatakan Suma untuk mendapatkan cita rasa cokelat yang otentik dimulai dari bahan baku yang berkualitas. Untuk bahan baku berkualitas, Suma bekerja sama dengan petani cokelat yang kemudian difermentasi dan diolah sampai menjadi bahan baku berupa powder cokelat siap pakai. “Kami ingin menghadirkan cita rasa cokelat pekat (original) yang langsung berasal dari biji cocoa dari petani cokelat di Sulawesi,” terangnya.
Bukan tanpa alasan Suma menggandeng petani cokelat, selain untuk memenuhi bahan baku, Suma ingin membantu mensejahterakan petani cokelat yang ada di Indonesia. Maka setiap ada calon mitra yang bergabung dengan I Cocoa Indonesia, petani akan mendapatkan 10% dari nilai investasi yang dibayarkan calon mitra tersebut. “Kami juga membeli biji cocoa dengan harga 20% di atas harga pasaran,” akunya.
I cocoa Indonesia menghadirkan 11 varian rasa cokelat dengan rasa yang paling banyak diminati adalah Dark Knight Chocolate, Belgian Chocolate, Swiss Chocolate, Magnum Chocolate, Chocolate Hezelnute, Choco Banana, dan Choco Loco. Pilihan rasa tersebut dapat dinikmati dengan 3 cara penyajian yaitu Hot, Blended, dan Shake. Selain itu I Cocoa Indonesia juga menawarkan minuman kopi dengan varian rasa seperti Frappucino, Magnetto Machiato, Cappucinni, Ace Mocca, Vanilla Latte, Choco Expresso, Caramel Latte, dan Tiramisu.
Meski menghadirkan kualitas rasa cokelat otentik dengan bahan baku berkualitas, ternyata segmentasi pasar I Cocoa Indonesia adalah kelas menengah ke bawah. Harga yang ditawarkan relatif terjangkau yaitu mulai Rp 7-15 ribu/cup, tidak heran bila tiap outlet I Cocoa Indonesia mampu menjual minimal 60 cup/hari, bahkan jika sedang ramai bisa mencapai 200 cup/hari. “Kita sengaja memilih segmentasi pasar menengah ke bawah agar semua masyarakat dapat menikmati minuman cokelat berkualitas.
Peluang Bisnis Menjadi Mitra I Cocoa Indonesia
I Cocoa Indonesia menawarkan 2 pilihan investasi yaitu Paket Frape sebesar Rp 9,5 juta yang akan dikembalikan pada mitra dalam bentuk peralatan usaha berupa booth, blender Philip, shaker+jigger, dispenser, ice bucket, timbangan digital, wadah plastik, teko air, gunting, ember, lap, seragam karyawan, dan bahan awal untuk 250 sajian.
Selanjutnya adalah Paket Premium dengan investasi sebesar Rp 168 juta. Dari investasi tersebut mitra akan mendapatkan booth island, desain interior, dekorasi, meja dan kursi, counter kasir, bahan baku untuk 2000 sajian, mesin ekspreso, mesin cokelat, dan peralatan usaha lainnya. Selain itu yang membedakan antara Paket Frape dan Paket Premium adalah dan menu yang ditawarkan dimana untuk Paket Premium ada penambahan menu seperti Cokelat Aceh, Cokelat Lampung, Cokelat Jawa, dan Cokelat Sulawesi.
Investasi tersebut berlaku untuk kontrak kerjasama selama lima tahun yang dapat diperpanjang tanpa dikenakan biaya, mitra cukup menyediakan karyawan yang akan diberi pelatihan dan luas lokasi minimal 40m2. “Untuk Paket Premium maksimal luasnya 100m2, di atas itu akan dikenakan biaya tambahan untuk dekorasi,” imbuhnya.
Agar tidak terjadi persaingan antar sesama mitra maka Suma memberikan proteksi wilayah antar mitra dengan radius 3 km. Yang menarik mitra tidak dikenakan royalty fee, hanya saja khusus mitra Paket Premium akan dikenakan sharing profit sebesar 2,5% jika berhasil memenuhi target penjualan sebesar Rp 5 juta/hari. “Sharing profit tersebut kita berikan seluruhnya pada petani karena kembali lagi pada misi kita untuik mensejahterakan petani,” tambahnya.
Untuk menjaga kualitas rasa, mitra diwajibkan membeli bahan baku utama berupa bubuk cokelat dari pewaralaba, sedangkan untuk topping mitra bebas membeli di lokasi masing-masing sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Buy Back Guarante
Bicara kapan waktu balik modal, Suma menargetkan mitra balik modal dalam 6-8 bulan untuk Paket Frape sedangkan untuk paket Premium selama 1-1.5 tahun. Dengan target penjualan 50-70 cup/hari maka mitra akan mendapatkan omset sebesar Rp 10-20 juta/bulan. Setelah dikurangi biaya sewa tempat dan biaya operasional lainnya maka mitra akan mendapatkan keuntungan bersih sebesar Rp 3,5-9 juta/bulan.
Yang menarik jika mitra tidak balik modal dalam 12-24 bulan maka Suma akan mengembalikan investasi yang dibayarkan oleh mitra dengan catatan mitra sudah mengikuti petunjuk yang diberikan mulai dari lokasi, hingga promosi yang dilakukan apakah sudah sesuai dengan arahan yang diberikan. “Biasanya ada salah satu yang tidak dijalankan oleh mitra sehingga target balik modal tidak dapat terpenuhi,” ujarnya.
Kendala dan Promosi Usaha
Setiap usaha pasti mengalami kendala, begitu juga dengan yang dialami Suma. Suma mengaku meski telah bekerjasama dengan petani cokelat namun terkadang masih kewalahan memenuhi permintaan bahan baku untuk mitra. Solusinya Suma ingin bermitra dengan lebih banyak petani cokelat lainnya. Sedangkan untuk promosi Suma mengaku masih mengandalkan media sosial, website, dan promosi dari mulut ke mulut. Kedepannya untuk menarik lebih banyak pelanggan dan Mira Suma mengaku ingin mencoba memasang iklan di media baik cetak maupun elektronik.
Info lebih lanjut mengenai peluang bisnis franchise minuman cokelat ini, hubungi:
I Cocoa Indonesia
Jl. Haji Amaar No. 1 Cipulir Kebayoran Lama
Telp : 081555300400+
Baca juga:
- 28 Peluang Usaha Franchise / Waralaba & Kemitraan Minuman Coklat
- Usaha Franchise Minuman Coklat Magic Hanya Dengan Modal 7-14 Juta Rupiah
- Usaha Waralaba Bali Cokelat, Modal Rp 5 Juta, Seminggu Bisa Balik Modal
- Franchise My Choco, Modal Mulai 3 Juta, Balik Modal 1-3 Bulan
- Dengan Modal 500 Ribu Bisa Jalankan Usaha Minuman Cokelat Instan Chocofaza