Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk beragama Islam terbesar di dunia tentu menjadi lahan basah bagi para pelaku usaha busana muslim. Salah satu yang merasakan manisnya laba usaha busana Muslimah adalah Dian Trisvanela lewat brand Az Zahra Collection. Lewat kerja sama reseller, Az Zahra Collection mampu mendulang pendapatan ratusan juta setiap bulan. Bagaimana cara menjadi reseller Az Zahra Collection dan apa saja kelebihannya?
Awal Usaha Az Zahra Collection
Roda kehidupan memang berputar, tidak selamanya orang berada di bawah atau sebaliknya. Pepatah tersebut sepertinya cocok untuk menggambarkan perjalanan usaha Dian Trisvanela. Bagaimana tidak perjalanan usaha wanita yang akrab di sapa Eva ini dimulai dari bekerja sebagai pembuat payet sejak 2006. “Dari situ saya mulai coba pasarkan kerudung produksi orang lain,” ujarnya.
Peruntungan Eva berubah 180 derajat pada tahun 2012 saat salah seorang rekannya membuka toko 2 pintu di Thamrin City dan mengajak Eva untuk sharing biaya sewa dan menggunakan toko tersebut bersama-sama dari 2 toko tersebut total ada 9 orang dengan dagangan yang berbeda. “Di Thamrin memang sudah biasa 1 toko di isi oleh beberapa pedagang, namun beda-beda barangnya. Saya sendiri menjual kerudung, pasmina, dan segi empat,” terangnya.
Eva mengaku menggelontorkan modal sebesar Rp 30 juta untuk sharing toko dan Rp 5 juta untuk stok awal barang dagangan. Selain beli barang dari orang lain, Eva juga memasarkan produk saudaranya dengan sistem setoran sesuai dengan barang yang laku terjual. “Kebetulan ada saudara saya yang juga berjualan di Thamrin City namun beda lantai, jadi saya pasarkan barang-barangnya dengan sistem setor jika sudah laku (konsinyasi). Kadang saya ambil barang dulu sama orang Tasik baru bayar belakangan kalau sudah laku,” ujarnya.
Keuntungan dari hasil penjualan tersebut Eva putar kembali untuk menambah stock barang. Melihat usahanya yang semakin berkembangan dan stok barang yang semakin banyak maka pada 1 Januari 2015 Eva memutuskan untuk membuka toko sendiri dengan nama Az Zahra Collection. Bahkan tidak lama berselang, Eva kembali menyewa lapak (tenan) di lokasi strategis yaitu dekat escalator.
Pasmina Monochrome Tanpa Label
Melihat pasmina sedang tren di masyarakat membuat Eva tertarik untuk menjual kain penutup aurat tersebut. Sayang harga pasmina saat itu masih terbilang mahal, maka untuk menekan harga jual, Eva memutuskan untuk memproduksi pasmina dengan label Monochrome pada September 2015. Kebetulan ada salah seorang kerabatnya yang membuka usaha konveksi.
Saat pertama usaha kali produksi Eva hanya memproduksi 5 kodi saja. Tak disangka Monochome mendapat sambutan hangat dari para jilbaber. Karena itu Eva meningkatkan jumlah produksinya hingga kini kapasitas 100 kodi sekali produksi. “Kalau sedang ramai saya bisa seminggu sekali produksi,” ujar istri dari Kurniawan Azrai.
Menurut Eva yang membuat Monochrome banyak diminati adalah dari segi bahan yang menggunakan bahan yang sedang disukai oleh pelanggan khususnya anak muda seperti bahan bubble, ima, katun, hingga katun Jepang yang memang sangat nyaman dikenakan baik untuk kegiatan sehari-hari maupun formal. Warna dan motif yang ditawarkan juga sangat bervariasi, total ada sekitar 40 varian warna yang ditawarkan Monochrome.
Selain bahan dan pilihan warna dan motif yang beragam, yang membuat pasmina Monochrome buatan Eva banyak diburu pelanggan adalah tidak terdapat label pada kainnya, sehingga banyak pelanggan yang me-rebranding dengan merek masing-masing. “Saya memang sengaja tidak memberikan label pada kain pasmina buatan saya, label Monochrome hanya terdapat pada bungkusnya saja,” terangnya.
Selain pasmina Az Zahra Collection juga menawarkan busana muslim lain yaitu kerudung, segi empat, dan himar yaitu jilbab panjang dengan model syar’i. Harga yang ditawarkan juga sangat terjangkau yaitu Rp 35-85 ribu/pcs. Dengan penjualan minimal 50 kodi per minggu, wajar jika Eva mampu meraup omset hingga ratusan juta tiap bulannya.
Peluang Bisnis Menjadi Agen Az Zahra Collection
Agar perputaran barang semakin cepat, Eva membuka kerja sama reseller sejak pertama kali memproduksi pakaian Muslimah sendiri. Kini Az Zahra Collection telah memiliki lebih dari 30 reseller yang tersebar hampir di seluruh kota besar di Indoensia seperti Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi, Bandung, Lampung, Palembang, bengkulu, Jambi, Makasar, hingga Pontianak. “Kebanyakan reseller adalah pedagang busana muslim dari daerah yang datang sebulan sekali untuk belanja,” terangnya.
Untuk menjadi reseller Az Zahra Collection carangnya adalah dengan melakukan minimal pembelian sebanyak 20 pcs seharga Rp 550 ribu – 1,5 juta/ kodi tergantung item yang dipilih dan belum termasuk ongkos kirim. Sedangkan untuk harga jual reseller bebas menentukan harga jual sendiri, sayang reseller tidak mendapatkan media promosi seperti katalog misalnya. “Bukannya tidak mau menyediakan katalog, tetapi perputaran barang terlalu cepat, takutnya kalau ada pelanggan yang pesan tetapi barangnya sudah habis malah akan mengecewakan,” terangnya.
Yang menarik reseller diperbolehkan jika ingin membranding menggunakan brand sendiri. Selain itu reseller juga dapat melakukan retur jika ada design yang kurang diminati dengan desain yang sedang laris di pasaran, asalkan barang yang ingin di retur masih dalam keadaan bagus dan tidak rusak. “Pernah ada yang minta retur, padahal itu bukan barang saya. Karena tidak ingin ribut akhirnya saya terima,” ujarnya.
Soal target balik modal ibu tiga orang anak ini tidak pernah menjanjikan kapan reseller akan balik modal. Hanya saja berdasarkan pengalaman, banyak reseller yang dapat balik modal hanya dalam 1-2 bulan saja. Namun balik modal tersebut sangat tergantung dari penjualan reseller itu sendiri. Eva menyarankan pada reseller untuk memilih target market mahasiswa dan pekerja kantoran yang berjilbab yang dikenal dengan hijaber. “Permintaan dari mahasiswa dan wanita karir sangat besar dibandingkan target market lainnya,” jelasnya.
Kendala dan Persaingan Usaha
Setiap usaha pasti terdapat kendala, begitu juga dengan yang dialami Eva. Ia mengaku kendala yang kerap di hadapi adalah produksi yang terkadang tidak tepat waktu, solusinya Eva selalu memesan dari jauh-jauh hari agar produksi dapat selesai tepat waktu. Selain itu persaingan menjadi kendala tersendiri.
Menurutnya persaingan di usaha busana Muslimah sudah sangat ketat. Maka untuk memenangi persaingan, Eva selalu melakukan inovasi produk dengan cara mengeluarkan desain atau corak terbaru. Selain itu Eva juga rutin mengikuti perkembangan tren busana Muslimah yang sedang in di masyarakat. “Kalau ada busana Muslimah yang booming di masyarakat dan kita bisa bikinnya pasti kita produksi,” pungkasnya.
Info lebih lanjut mengenai peluang bisnis menjadi agen usaha busana Muslimah ini, hubungi:
Az Zahra Collection
Thamrin City Lantai 5 Blok F2 No. 26
Telp : 0811289653899, 085813451779
Pin: BBM. 5CA149FF
Baca juga:
- Bunga Twin Hijab, Kemitraan Usaha Busana Muslim, Mitra Marketer Bisa Jualan Tanpa Modal
- Sempat Terpuruk, Lenny Riana Akhirnya Sukses Usaha Busana Muslim Hingga Mancanegara
- 39 Jenis Peluang Usaha Waralaba Hijab Dari Modal Kecil, Menengah dan Besar
- Bisnis Busana Muslim Bersama RaZha, Jadi Agen Cukup dengan Rp 500 Ribu
- Modal Jadi Reseller Usaha Jilbab Mulai Rp 300 Ribu Dengan Menjadi Mitra Usaha Butiq Callysta