Usaha busana Muslim merupakan salah satu usaha yang banyak ditekuni oleh kaum hawa, khususnya yang beragama Islam. Sebagai negara dengan mayoritas masyarakatnya beragama Islam, usaha busana Muslim memiliki pangsa pasar yang sangat besar. Adalah Wiwi Kusmirah, salah satu yang berhasil mengembangkan usaha busana Muslim khusus wanita lewat brand Bayt Aisyah. Menerapkan strategi pemasaran dengan sistem reseller, Bayt Aisyah sukses menembus pasar mancanegara. Seperti apa perjalanan Wiwi mengembangkan Bayt Aisyah hingga mampu meraup omset puluhan juta per bulan?
Awal Usaha Busana Muslim “Bayt Aishah”
Meski telah berprofesi sebagai seorang pegawai swasta tidak menyurutkan jiwa entrepreneur seorang Wiwi Kusmirah. Wanita yang sehari-hari disapa Wiwi ini memutuskan untuk menggeluti usaha busana Muslimah sejak Maret 2011. Agar tidak mengganggu pekerjaannya Wiwi memilih konsep online shop yang waktu itu belum sepopuler sekarang. “Sebelumnya saya meminta izin sama atasan saya, dan setelah mendengarkan penjelasan saya, akhirnya beliau menginzinkan saya untuk membuka online shop”, ujarnya.
Bukan tanpa alasan Wiwi memilih busana Muslimah, pasalnya sebagai seorang Muslimah yang saat itu baru memutuskan untuk berhijab, Wiwi mengaku ingin berdakwah dengan cara mengajak wanita untuk menutupi aurat sesuai dengan syariat Islam. “Selain itu kalau tidak laku bisa saya pakai sendiri,” ujarnya sambil tertawa.
Usaha online shop busana Muslimah yang diberi nama Bayt Aisyah ini dirintis Wiwi bersama dengan seorang temannya. Modal awal yang dikeluarkan juga tidak banyak yaitu hanya sebesar Rp 750 ribu yang digunakan untuk membuat website, dan membeli produk sample dari pusat grosir. “Waktu itu saya keliling toko di pusat grosir untuk kerjasama, jadi saya baru beli kalau ada pesanan, yang penting saya dapat foto produk untuk dipasarkan,” terangnya.
Seiring berjalannya waktu, usaha Bayt Aisyah memiliki banyak pelanggan sehingga Wiwi menjadi semakin sibuk mengurus bisnisnya tersebut. Kesibukan Wiwi semakin bertambah karena rekannya tersebut memutuskan untuk hengkang karena kesibukan kuliahnya. Akibatnya Wiwi menjadi sulit membagi waktu antara pekerjaan dan menjalankan usahanya. “Akhirnya saya memilih untuk fokus di salah satu saja, setahun setelah membuka usaha memutuskan resign dan fokus mengembangkan Bayt Aisyah,” ujarnya.
Fokus Pada Busana Muslimah Syar’l
Dikatakan Wiwi, pada awal menjalankan usaha Bayt Aisyah, dirinya menjual busana Muslimah bernuansa gaul dan trendi. Namun karena awalnya ingin berdakwah akhirnya pada tahun 2013 Wiwi memutuskan untuk fokus pada busana Syar’I yang saat itu belum familiar di masyarakat. Efeknya, Bayt Aishah banyak ditinggalkan pelanggan dan reseller yang memang saat itu lebih ke arah hijab gaul. “Selama saya berada dijalan yang benar saya percaya rejeki sudah ada yang mengatur,” ujarnya.
Kesulitan mencari busana Muslimah syar’I, menarik minat Wiwi untuk memproduksi busana syar’I dengan kreasinya sendiri. Meski kekurangan modal untuk produksi namun Wiwi tidak habis akal. Wiwi menerapkan sistem PO (Pre Order) terlebih dahulu sebelum memproduksi busana Muslimah syar’I sehingga Wiwi hanya memproduksi sesuai pesanan saja. “Untuk pengerjaannya saya percayakan makloon pada penjahit atau konveksi,” terangnya.
Bayt Aishah menawarkan busana Muslimah syar’I berupa gamis dan kerudung untuk berbagai kegiatan mulai dari Garnis Kerja, Garnis Pesta, hingga Garnis Pernikahan. Menurut Wiwi yang membedakan Bayt Aisyah dengan busana Muslimah lainnya adalah penambahan aplikasi di bagian tangan dan untuk dress ukurannya lebih lebar dengan konsep princess. Agar pelanggan tidak merasa bosan, Wiwi rutin melakukan inovasi produk dengan cara mengeluarkan design baru minimal 2 desain setiap bulan.
Bahan yang digunakan juga bervariasi mulai dari bahan wolfis, wolly crepe, ceruti, bafotelli, yoris, hingga blackjet. Harga yang ditawarkan juga bervariasi mulai dari Rp 135 ribu hingga Rp 7 juta untuk gamis pengantin tergantung desain dan tingkat kesulitan. Selain menjual, Wiwi juga menyewakan garnis pengantin untuk akad nikah maupun resepsi dangan harga mulai dari Rp 300-800 ribu. “Untuk garnis pengantin kita memadukan dengan unsur etnik seperti kain songket atau batik,” ujarnya.
Bangkit Dari Keterpurukan
Roda kehidupan memang berputar, begitu juga dengan perjalanan usaha tidak selalu berjalan mulus, itu juga yang dialami Wiwi. Tahun 2015 menjadi tahun penuh cobaan bagi Wiwi dalam mengembangkan Bayt Aisyah. Bagaiman tidak, setelah musibah kebanjiran akibat atap toko penampung air roboh yang mengakibatkan air dan kotoran masuk kedalam toko dan merusak separauh stock barang.
Belum selesai sampai disitu, Wiwi harus kembali menelan pil pahit lantaran hanya dalam waktu 2 bulan tokonya harus mengalami 3 kali kemalingan karena karyawannya terkena hipnotis. Semua barang elektronik seperti laptop, modem internet, handphone, serta beberapa pakaian habis digondol maling. Dari 2 kejadian tersebut kerugian yang dialami Wiwi diperkirakan senilai Rp 50 juta.
Akibat 2 musibah tersebut, Wiwi mengaku sempat down lantaran barang diambil maling tersebut adalah pesanan pelanggan yang sudah siap dikirim. Akhirnya dengan kegigihan dan sisa uang yang ada, Wiwi mencoba untuk memproduksi kembali pesanan pelanggan dari awal. “Saya mencoba menjelaskan kondisi yang tengah saya alami pada pelanggan dan meminta waktu untuk mengganti pesanan yang hilang. Pelan-pelan saya mulai lagi memulihkan Bayt Aisyah,” ujarnya.
Pemasaran Usaha
Soal pemasaran Wiwi tidak hanya mengandalkan penjualan offline di toko saja, tetapi juga melalui online via website dan media sosial. Menurutnya sebagian besar penjualan berasal dari online. “Kalau offline kebanyakan pedagang dari daerah yang sekali belanja bisa 2-3 kodi, namun hal tersebut tidak setiap hari,” ujarnya.
Agar pemasarannya semakin luas, Wiwi menerapkan kerjasama reseller dengan sistem beli putus. Untuk menjadi reseller Bayt Aisyah syaratnya cukup mudah yaitu dengan melakukan pembelian minimal senilai Rp 500 ribu anda sudah bisa menjadi Reseller Bayt Aisyah dan akan mendapatkan potongan harga sebesar 10-15% dari harga eceran. Tidak salah keputusan Wiwi menerapkan sistem reseller, pasalnya lewat pemasaran via reseller, Bayt Aisyah mampu menembus pasar luar negeri seperti Taiwan, Hongkong, dan Malaysia.
Kini Bayt Aisyah sudah memiliki 30 reseller yang tersebar di Makasar, Singkawang, Pontianak, Jambi, Pekanbaru, Palembang, hingga Irian Jaya. Menurutnya pangsa pasar di daerah khususnya Indonesia Timur masih sangat besar dan sangat prospektif untuk dikembangkan. Tidak heran bila Wiwi mengaku mampu meraup omset puluhan juta setiap bulannya.
Aplikasi Android
Di era yang semakin modern seperti sekarang ini banyak pelanggan yang tidak memiliki waktu untuk datang ke toko dan memilih untuk berbelanja secara online. Untuk semakin memanjakan pelanggan, Wiwi sedang mengembangkan aplikasi android untuk Bayt Aisyah. Dengan aplikasi tersebut pelanggan bisa mengecek ketersediaan stock barang yang diinginkan, mencari tahu ongkos kirim, serta melakukan pemesanan leweat smartphone kapanpun dan dimanapun.
Untuk mengembangkan aplikasi android tersebut Wiwi mengaku menggunakan jasa pembuatan aplikasi. Rencananya aplikasi android tersebut akan hadir dalam waktu dekat ini. Dengan aplikasi tersebut Wiwi berharap akan semakin memudahkan pelanggan dan dapat meningkatkan penjualan. “Meski begitu saya tetap melakukan promosi lewat radio, memasang iklan di media cetak maupun internet, dan mengikuti bazar,” pungkasnya.
Info lebih lanjut mengenai peluang bisnis menjadi reseller usaha busana Muslim ini, hubungi:
BAYT AISYAH
Thamrin City Lantai 1 Blok H17, No 1, Jakarta Pusat
Telp : 081210481613, 08158350141
Pin bbm: 53EA0244, 25D1423E
Twitter : @baytaisyah
Website : http://baytaisyah.blogspot.co.id/
Baca juga:
- Andari Setiati, Pemilik Shalira Syar’i by Daiuwie ~ Sukses Usaha Pakaian Gamis Syar’I
- Dongkrak Penjualan Usaha Busana Muslim Dengan Sistem Mikro Marketing
- Tangkap Peluang Bisnis Waralaba dan Kemitraan Usaha Busana Muslim Yang Semakin Menjanjikan
- Tips Usaha Busana Muslim ~ Terus Berinovasi Agar Produk Tetap Diminati
- Modal Hanya Rp 5 Juta, Sebulan Bisa Balik Bersama Usaha Busana Muslimah, Hijab by Frida Aulia