Agar sukses menjalankan bisnis online sebagai pengusaha e-commerce, penjual harus bisa menjaga kepercayaan pembeli. Apa saja yang perlu dilakukan agar pembeli tidak lari ke toko online para pesaing? Simak artikel berikut.
Sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tidak akan percaya. Anda mungkin pernah mendengar peribahasa tersebut, setidaknya waktu masih duduk di bangku sekolah. Intinya, orang yang melakukan kecurangan atau perbuatan lain yang bisa merusak kepercayaan, untuk seterusnya akan sulit mendapatkan kepercayaan.
Nah, kalau Anda berniat menjalankan bisnis, terutama di bidang e-commerce, sebaiknya peribahasa tersebut Anda ingat baik-baik. Dalam bisnis, kepercayaan adalah hal yang mutlak. Pembeli mana sih, yang mau membeli barang dari orang yang tidak bisa dia percaya?
Apalagi bila Anda menjalankan bisnis online. Dalam hal ini, pembeli bisa jadi sama sekali tidak pernah bertemu langsung dengan penjual. Karena itu, penjual harus bisa membangun kepercayaan, agar pembeli tidak ragu membeli darinya. Kalau perlu, bisa jadi seperti teman dengan dengan pembeli.
Baca juga: Bagaimana Strategi Promosi Pebisnis Toko Online Guna Menarik Calon Pembeli?
Kesalahan Dalam Bisnis Online
Pada dasarnya, tidak terlalu sulit untuk membentuk dan menjaga kepercayaan pelanggan saat menjalankan bisnis online. Garis besarnya, yang penting si penjual harus bisa memahami kebutuhan si pembeli dan tidak sampai membuat pembeli marah-marah. Jadi, jangan sampai melakukan hal-hal yang tidak disukai pembeli. Jangan lupa, pembeli adalah Raja.
Ada beberapa kesalahan pedagang di toko online yang bisa membuat pelanggan kehilangan kepercayaan.
1. Spesifikasi produk yang dijual
Seringkali terjadi, seorang pembeli membeli barang dengan spesifikasi tertentu sebagaimana dipasang oleh si penjual, namun ternyata barang yang dikirimkan memiliki spesifikasi yang berbeda.
2. Waktu pengiriman
Pembeli suka penjual yang pengirimannya cepat dan jelas. Meski pengiriman lama, namun bila sebelumnya penjual sudah menginformasikan hal tersebut, pembeli biasanya tidak masalah. Namun bila sampai waktu yang dijanjikan barang tidak juga sampai, pembeli pasti bakal protes.
3. Pelayanan terhadap pelanggan
Berbicara soal ini, banyak hal terkait pelayanan yang kerap menjadi pemicu pelanggan lari. Misalnya, si penjual punya tidak sabar. Banyak, lo, penjual online yang tidak sabar kalau mendapat banyak pertanyaan dari calon pembeli. Ada juga penjual yang malah marah-marah bila mendapat komplain dari pembeli. Sikap seperti ini bisa menjauhkan pembeli.
Sikap lain yang bisa membuat pembeli pindah ke lain hati adalah tidak terbuka pada pembeli. Misal, penjual ogah memberi banyak informasi soal produk jualannya pada pembeli. Ini bisa membuat pembeli bartanya-tanya soal kejujuran penjual.
Lalu, ada juga penjual yang dengan gampang memasukkan pembeli dalam daftar hitam alias blacklist. Misalnya penjual langsung mem-blacklist pembeli yang banyak bertanya tentang satu produk, tetapi urung membeli. Atau mem-blacklist pembeli yang member testimony jelek atas pelayanannya.
Pembeli juga biasanya tidak menyukai penjual yang kemudian menjadi tukang spam. Mungkin Anda pernah menemukan tipe penjual seperti ini di media sosial seperti Facebook atau Instagram.
Tips / Strategi Membangun Kepercayaan Dalam Bisnis Online
Nah, kalau Anda tertarik menjadi penjaja barang via bisnis online, Anda bisa mencoba tips / strategi berikut agar pembeli tidak sampai pindah ke lain hati.
Member informasi yang jelas
Saat membeli di toko online, pembeli tidak bisa memegang, mencoba atau memeriksa barang yang ingin dibeli. Karena itu, pembeli biasanya hanya bisa mengandalkan deskripsi yang diberikan si pembeli.
Karena itu, pembeli lebih menyukai bila penjual memberikan informasi dan deskripsi jelas mengenai barang yang ia jual. Selain itu, pembeli juga lebih menyukai penjual yang mencantumkan jelas harga barang yang ia jual tersebut.
Respon cepat dan ramah
Penjual idealnya harus bisa merespon dengan cepat pertanyaan atau pesanan dari pembeli. Bila kebetulan tidak bisa menjawab cepat pertanyaan atau order dari pembeli, jelaskan kondisi yang menghalangi pelanggan.
Agar pembeli makin mudah berkomunikasi dengan penjual, ada baiknya penjual memiliki alternatif media komunikasi. Misal, selain mengandalkan telepon dan SMS, penjual juga menyediakan saluran komunikasi melalui aplikasi komunikasi WhatsApp, BBM, Line, atau melalui akun media sosial seperti Facebook, Instagram (IG), Twitter atau Path.
Baca juga: Kelebihan dan Kekurangan Bisnis Jualan Online Melalui Media Sosial
Selain itu, pastikan pembeli mendapat pelayanan yang informatif. Jika barang yang dicari tidak ada, tawarkanlah alternative lain. Bila ada pelanggan yang mengeluh atau komplain, penjual jangan lantas merasa tersudut. Dengarkan pelanggan, kalau ada keluhan harus minta maaf dan tawarkan solusi win win.
Layanan yang memberi nilai tambah
Bila Anda menjadi pengusaha e-commerce, ada baiknya Anda juga memberikan layanan yang memiliki nilai tambah (added value) kepada pelanggan Anda. Misalnya mengizinkan pembeli untuk melakukan booking 10 hari. Selama dalam status booking, maka barang tidak akan dijual ke orang lain. Bisa juga memberikan harga special, diskon khusus hingga gratis ongkos kirim untuk pelanggan setia.
Menyediakan tempat testimoni
Sediakan tempat pelanggan menulis testimoni di laman toko online Anda. Testimoni ini akan berguna bagi calon pembeli lain yang ingin membeli. Bila banyak yang member testimony positif untuk toko Anda, biasanya akan lebih mudah untuk menjaring pelanggan baru. Testimoni juga bisa membantu menjaga kepercayaan bila toko online terkena masalah. Misal, ada pelanggan komplain.
Mencamtukan informasi kontak
Pembeli akan lebih percaya bila suatu toko online juga mencantumkan kontak (luring) offline. Pembeli akan lebih yakin bahwa toko tersebut kredibel, bukan toko fiktif. Jadi, jangan cuma meninggalkan pesan “Cek IG kita ya, sis!” di laman medsos orang lain kalau ingin pembeli setia.
Demikian informasi mengenai “Bagaimana Tips/ Strategi Membangun Kepercayaan Pembeli Dalam Bisnis Online?”, semoga bermanfaat dan sukses dalam bisnis Anda.
Baca juga: Teman Sebagai Partner Bisnis, Bagaimana Tips / Cara Menjalankannya?