Segelas es tebu yang segar menjadi hidangan yang paling pas di tengah panas terik matahari iklim tropis. Kini hampir semua lapisan masyarakat mengenal minuman ini, seiring menjamurnya usaha ini, baik mangkal atau keliling.
Es tebu kian popular hampir sepuluh tahun terakhir lantaran harganya terjangkau oleh konsumen. Cuma sekitar Rp 4.000 – Rp 6.000 per porsi. Selain itu, kudapan ini mudah didapat mulai di pinggir jalan hingga di mall-mall.
Popularitas es tebu ini tak lekang dimakan zaman. Sebab pengolahan dan tampilan sederhana dan tanpa campuran bahan pengawet membuat konsumen tak bosan-bosannya mengudap minuman ini.
Walhasil, bisnis penjualan es tebu ini masih tetap manis. Bahkan hingga saat ini masih tumbuh subur, baik di perkotaan maupun di pedesaan.
Maklum saja bisnis ini tak butuh modal besar. Modal hanya digunakan untuk membeli peralatan utama yakni mesin pemeras tebu. Harga mesin ini hanya sekitar Rp 3 juta – Rp 4 juta.
Selain itu, untuk memasarkannya maka memerlukan gerobak. Harga gerobak untuk es tebu juga terjangkau, hanya Rp 2 juta – Rp 3 juta.
Kebutuhan lainnya adalah bahan baku awal sebesar Rp 4 juta dan peralatan penunjang Rp 3 juta. Alhasil modal keseluruhan yang dibutuhkan Rp 14 juta.
Jumlah modal tersebut akan lebih baik diperoleh dari tabungan atau meminjam kepada teman dan saudara.
Bahan baku awal terdiri dari batang tanaman tebu, sirup vanili, es batu, gelas plastic dan sedotan. Sedangkan peralatan penunjang terdiri dari pisau, meja, kursi, mesin cup sealer dan saringan.
Kalua tahap awal, bisa menjual 50 gelas per hari saja sudah bagus. Menargetkan 100 gelas juga masih masuk akal. Asalkan strategi pemasarannya tepat.
Misalkan bisa laku 50 gelas per hari, maka omzet bulanan bisa Rp 7,5 juta. Dengan margin sekitar 25%, maka keuntungan bersih yang bisa diraih sebulan Rp 2 juta-an.
Guna meningkatkan peluang penjualan, saat ini marak pemasaran es tebu dengan bantuan sepeda motor roda tiga. Pastinya, upaya ini sangat efektif untuk mendekatkan produk dengan konsumen.
Hanya, perlu tambahan modal untuk kendaraan operasional motor roda tiga itu. Bagi pemula dengan modal tipis, lebih baik menggunakan gerobak saja.
Catatan lain, berbeda dengan menu lain semisal tahu bulat, es tebu memang cenderung laku saat siang dan sore hari. Sebaliknya, saat cuaca dingin atau hujan, biasanya penjualan sedikit menurun.
Untuk mengakalinya, disarankan memilih tempat yang dekat dengan pusat keramaian dan banyak antrean. Misal saja, dekat stasiun, pasar, ataupun rumah sakit. Karena biasanya, banyaknya orang mengantre akan meningkatkan keinginan seseorang untuk mencari minuman segar.
Karena itulah, pengamat dan praktisi bisnis dari Universitas Trisakti, Tulus Tambunan berpendapat, peluang usaha es tebu masih manis. Namun, ia mengingatkan penjualan. Tantangan lain pengusaha ini adalah bagaimana ada alternatif bagi konsumen.