Bagaimana Teknik Budidaya Lele Sangkuriang di Kolam Terpal ala Fauzan Hangriawan?

Melihat peluang usaha yang sangat menguntungkan akan permintaan ikan lele semakin besar, mendorong Fauzan Hangriawan merintis usaha pembudidaya lele di kawasan Cipedak, Jakarta Selatan. Kini ia mampu meraup omset hampir Rp 50 juta per bulan dari usaha budidaya lele sangkuriang.

Teknik Budidaya Lele Sangkuriang di Kolam Terpal

Berikut ini tehnik budidaya lele sangkuriang yang dilakukan di kolam terpal ala Fauzan Hangriawan.

1. Persiapan bahan dan pembuatan kolam terpal

Pertama-tama siapkan bahan-bahan untuk membuat kolam terpal, antara lain adalah terpal jenis A3 ukuran 3×4 meter, bamboo, kawat, patok, dan paku. Setelah semua bahan tersedia, terlebih dulu  ratakan tanah yang akan dipakai untuk mendirikan kolam terpal, jangan sampai ada benda tajam di atasnya. Lalu dirikanlah patok di empat sudut berbeda dengan ukuran panjang 3 meter dan lebar 4,2 meter untuk panjangnya. Pasang agak merapat agar rangka kolam kuat, setelah semua terpasang, maka terpal dapat dipasang membentuk segi empat di dalam rangka tersebut. Ujung terpal diikat kuat-kuat dengan kawat ke patok. Karena nantinya terpal akan diisi air, maka pastikan rangka kolam terpasang dengan kuat.

2. Pengelolaan induk dan pemijahan alami

Bagaimana Teknik Budidaya Lele Sangkuriang di Kolam Terpal ala Fauzan Hangriawan?

Pengelolaan induk yang baik harus meliputi penyediaan kolam dengan kualitas air yang memadai, pemberian pakan dalam jumlah dan kualitas yang cukup serta berupaya memelihara keragaman genetiknya. Induk lele dipelihara dalam kolam berukuran 3×4 meter. Setiap hari induk diberi pakan tambahan dengan dosis 4% dari berat tubuh induk. Pemberian pakan pellet dengan kandungan protein minimal 30% sebanyak 3-5% per hari dari berat total tubuh ikan. Berat induk minimal 0,5 kg/ekor. Padat penebaran lele untuk  pematangan gonad dilakukan di kolam dengan kepadatan 4-6 ekor/m2. Pemijahan alami dilakukan dengan cara memilih induk jantan dan betina yang benar-benar matang gonad kemudian dipijahkan secara alami di kolam pemijahan dengan pemberian ijuk/kakaban. Kolam pemijahan diisi dengan air setinggi 30 cm. Pemberian kakaban/ijuk adalah untuk meletakkan telur, dan disimpan di dasar kolam. Pemijahan dilakukan pada malam hari dengan perbandingan 2 betina : 1 jantan.

3. Penetasan telur

Telur akan menetas setelah 30-36 jam setelah pembuahan. Kisaran suhu yang baik untuk penetasan adalah 27-30oC. jumlah telur pertama memijah sekitar 20-50 ribu butir dan tingkat keberhasilan menetas 90%. Telur yang sudah menetas selanjutnya menjadi nener (benih kecil ikan lele) dalam jangka waktu 3-5 hari setelah terjadi pemijahan.

4. Penebaran bibit ikan 

Sebaiknya bibit ikan tidak ditebar langsung dari wadah ke kolam. Cara yang biasa dilakukan adalah menenggelamkan sekaligus wadah+bibir ikan ke dalam kolam tebar secara hati-hati, perlahan & bertahap. Bibit ikan akan mendapat kesempatan beradaptasi dengan lingkungan air kolam tebar sedini mungkin meskipun maih berada dalam wadahnya. Kemudian bibit ikan dibiarkan keluar sendiri dari wadahnya secara bertahap menuju lingkungan air kolam terbar yang sesungguhnya.

5. Pemanenan

Benih siap dipanen setelah dipelihara 40-42 hari sehingga sudah mencapai ukuran 5-8 cm. Pemanenan dilakukan pada pagi atau sore hari saat suhu terendah sehingga lele tidak stress. Pemanenan dilakukan dengan menyiapkan tempat penampungan seperti bak plastic. Setelah semua peralatan siap, kolam dikeringkan secara perlahan-lahan. Dalam keadaan ini benih diserok menggunakan seropkan lalu ditampung dan disortir sesuai ukuran.

Info lebih lanjut mengenai teknik budidaya lele sangkuriang di kolam terpal ini, hubungi:

Fauzan Pembudidaya Lele Sangkuriang
Komp DKI, Kel. Cipedak Kec. Jagakarsa, Jakarta Selatan
HP : 08176591004

Baca juga:

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.